MEMBERIKAN stimulasi di periode tiga tahun awal penting untuk menunjang IQ anak di masa depan. Karenanya orang tua harus pintar memberikan stimulasi untuk anak, dan tak perlu menggunakan media yang mahal, sebab apa yang disekitar anak juga merupakan media.
Para sering terperangkap bahwa media stimulasi yang baik itu berbentuk barang atau hasil dari membeli. Nyatanya hal itu tak sepenuhnya betul, sebab mengajaknya pergi dan menjelaskan apa yang menarik perhatiannya merupakan stimulasi awal yang baik untuk si kecil.
"Stimulasi itu untuk anak tidak mesti mahal, semua terpapang di sekitar mata kita. Contoh sederhananya bila anak suka mengonsumsi wortel, Anda sebagai bisa menunjukan bentuk pohonnya terlebih dahulu, 'Begini loh nak cara tumbuhnya pohon wortel itu dan seandainya kamu makan itu akan memberikan manfaat seperti ini bagi tubuh' . Pemberian penjelasan atau gaya bercerita ialah stimulasi yang paling disenangi anak, ketimbang memberikan mainan puzzle lalu membiarkan ia main sendiri," ucap Dr. Piprim B. Yanuarso SpA(K) seorang dokter spesialis anak RS. Cipto Mangunkusumo kepada Okezone dalam acara yang bertema SOHO Group #Better U: Optimalkan Tumbuh Kembang Si Kecil, Gedung Koran SINDO, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Ditambahkannya, media stimulasi juga bisa berangkat dari kegiatan yang suka dilakukan setiap hari. Misalkan kegiatan dia makan, dimana ia suka sekali mengonsumsi ayam goreng. Menurutnya para harus bisa meng-eksplore makna gizinya dan semua seluk beluknya. Kemudian juga harus bisa kreatif untuk meperkenalkan apa yang ada disekelilingnya guna kemampua kognisi dan bahasanya selalu terasah.
"Yang harus para tahu, anak tidak akan mungkin mengetahui sesuatu secara tiba-tiba. Mereka mengetahui isi dilingkungannya melalui proses pembelajaran atau stimulasi dari nya, entah disadari para atau tidak. Tentu bila si anak memang sering distimulasi ia pasti akan mudah mengetahui dan mengucapkan apa yang diketahuinya, atau bisa dibilang anak cerdas. Tapi saat anak ditanya sulit mengutarakan sesuatu lewat kata, mungkin si anak kurang diberikan stimulasi," tutupnya. (tty)
»
0 comments:
Post a Comment