MESKIPUN World Health Organisation (WHO) menilai flu burung di China tidak bisa menular antar manusia langsung, ternyata para peneliti menilai kondisi itu mungkin terjadi.
Hal ini karena gen dari virus H7N9 ialah virus yang disebut triple reassortant, yaitu merupakan gabungan antara tiga jenis virus flu burung yang ditemukan di Asia. Salah satunya diduga berasal dari burung brambling, jenis burung kecil yang liar.
Adapun hal itu sebagaimana hasil para peneliti Belanda dan China membandingkan beberapa data dari dua pekan pertama flu burung H7N9 China dengan wabah H7N7 di Belanda pada 2003. Selain itu, juga dibandingkan dengan wabah flu burung H7N1 yang terjadi di Italia pada 2000, demikian seperti dilansir Reuteurs.
Hasil penelitian itu menyarankan bahwa flu burung yang terjadi di China harus dicari genetika utamanya agar bisa dideteksi secara efektif penanganannya. Selain itu, untuk mencegah peningkatan risiko kepada antar manusia langsung.
Menanggapi hal itu, WHO tetap pada bukti sejauh ini bahwa flu burung H7N9 tidak bisa menular lewat manusia langsung. Tetapi para peneliti yang menganalisis data tiga sempel awal dari China mengatakan bahwa virus H7N9 mempunyai kemampuan berubah dan berkembang, sehingga memungkinkan virus ini bisa menularkannya langsung antar manusia di masa depan.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment