HINGGA saat ini tidak ada tes yang bisa mengukur risiko anak-anak untuk mengembangkan autisme. Namun dengan penelitian yang terus berkembang, para peneliti mengklaim menemukan cara untuk mengukur risiko autisme pada anak.
Peneliti dari Yale School of Medicine di University of California menemukan cara yang aman dan efektif untuk mengukur risiko bayi yang baru lahir untuk mengembangkan spektrum autisme (ASD) dengan cara melihat plasentanya, demikian yang dilansir Foxnews.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam edisi online Biological Psychiatry, penulis senior Dr Harvey Kliman dan rekan memeriksa lipatan normal plasenta dan pertumbuhan sel yang disebut inklusi trofoblas, yang bertindak sebagai biomarker yang efektif untuk memprediksi mana anak-anak berada pada risiko mengalami ASD.
Sebuah komponen utama dari jaringan yang dianalisis adalah vili korionik ditemukan di plasenta. Vili korionik kecil, jari-seperti struktur yang membantu mengangkut darah antara ibu dan janin. Vili ditutupi oleh lapisan sel yang disebut trofoblas, yang - seperti kulit - membantu melindungi bagian dalam struktur itu. Biasanya, lapisan trofoblas halus, tetapi jika sel-sel tumbuh secara tidak normal, lapisan dapat melipat dengan sendirinya membentuk apa yang disebut inklusi trofoblas.
Saat para peneliti melihat lebih lanjut mengenai inklusi trofoblas, mereka menemukan bahwa ada tanda-tanda kelainan genetik termasuk kondisi seperti down syndrome, kondisi jantung yang abnormal, juga autisme. (ind) (tty)
»
0 comments:
Post a Comment