PERHIMPUNAN Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) mencatat sebanyak 20 persen anak-anak Indonesia mengalami gangguan atau kelainan mata. Karena itu, banyak anak Indonesia yang sudah membutuhkan kacamata.
Guru Besar dan Aktivis Kesehatan Mata dari Perdami Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, SpM mengatakan, sebanyak 20 persen anak Indonesia sudah mengalami gangguan atau kelainan pada matanya. Hal itu ditambah karena akibat dampak kemajuan teknologi, gadget, game online, yang mempengaruhi mata anak-anak.
Dia mengatakan, sesudah usia enam tahun, terdapat perubahan bentuk mata. Jika terdapat gangguan, maka dapat dikoreksi dengan kacamata.
"Sampai usia 40 tahun pun perlu kacamata buat membaca. Mata penting sekali, anak-anak sampai dewasa muda, perlu kaca mata untuk membaca dan melihat. Dengan kita banyak membaca dan melihat, mata berperan penting," ungkapnya dalam acara Pemeriksaan Mata Gratis bersama Alfamart, Lenteng Agung, Senin (8/4/2013).
Berbagai hal penyebab kelainan mata, di antaranya untuk di usia dini berbagai macam. Menurut Nila, penyebabnya mulai dari infeksi, keturunan, kecelakaan, kanker, dan regenerasi.
"Bisa kena infeksi. Kalau sampai becanda juga bisa kecelakaan, misalnya tertusuk tusuk sate bisa kecelakaan kecolok mata. Kecelakaan cukup tinggi," jelasnya.
Dia menegaskan, orangtua harus bisa menjelaskan kepada anaknya bahwa mata merupakan alat vital yang paling penting. Anak-anak perlu hidup sehat dan memperoleh pendidikan yang baik.
"Tak bisa mengurangi minus. Wortel itu memang mengandung banyak vitamin, intinya 20 persen anak Indonesia umumnya punya kelainan mata," paparnya.
Sementara itu, salah satu langkah nyata dunia usaha untuk peduli dengan kesehatan mata, yakni Alfamart menggandeng Perdami untuk memberikan kacamata gratis kepada siswa SD. Sebanyak 200 murid SDN 09 dan 10 Tanjung Barat Jakarta Selatan menjalani pemeriksaan mata gratis oleh dokter spesialis mata.
Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan, untuk mencapai target pemberian tujuh ribu kacamata, dibutuhkan 20 ribu anak untuk diperiksa. Hal itu merupakan bagian Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
"Mereka diperiksa secara detail dan jika hasilnya mereka harus memakai kacamata, maka kami akan berikan kacamata secara gratis," ungkapnya.
Sementara itu salah satu siswa kelas 1 SDN Tanjung Barat 10, Afif mengaku matanya minus 1,5. Dia pun sudah menggemari game online dan komik.
"Sudah pakai kacamata sejak masuk kelas 1 SD, suka baca komik sambil tiduran," tuturnya sambil tertawa.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment