PENELITIAN terbaru menunjukkan, penggunaan tes napas untuk menilai pertumbuhan bakteri dalam usus, juga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengontrol lemak tubuh. Ini dapat membantu seseorang mengetahui apakah dirinya mengalami obesitas atau tidak.
Ada miliaran bakteri dalam usus Anda. Ketika bakteri jahat terlalu banyak dalam usus, maka gejala seperti kembung, sembelit, atau diare dapat terjadi. Studi baru yang muncul dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan, penggunaan tes napas ini juga dapat mengetahui tingkat obesitas seseorang, demikian yang dilansir Health24.
Dalam studi tersebut, setiap peserta minum sirup latulosa manis. Sampel napas kemudian dikumpulkan setiap 15 menit selama dua jam. Peserta juga memiliki lemak tubuh mereka diukur dalam dua cara. Salah satunya, indeks massa tubuh (BMI) yang mengambil tinggi dan berat badan ke rekening. Metode lainnya menggunakan low-watt konduktivitas listrik yang membedakan antara jaringan tanpa lemak dan jaringan dengan lemak.
Hasil menunjukkan, peserta dengan sampel napas yang mengandung lebih dari dua gas, metana dan hidrogen, memiliki massa indeks tubuh yang lebih tinggi dan lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan peserta yang hanya memiliiki satu atau dua gas dalam napasnya.
Pola ini menunjukkan bahwa usus sarat dengan bakteri yang disebut methanobrevibacter smithii. Ada kemungkinan bahwa ketika satu jenis bakteri mengambil alih, orang menjadi lebih mungkin untuk menambah berat badan dan menimbun lemak (tty)
»
0 comments:
Post a Comment