ANGKA penderita tuberkulosis (TBC) di Indonesia tercatat menduduki peringkat keempat di dunia. Untuk menekan angka tersebut, Kota Depok berhasil memecahkan rekor MURI dan World Rekor dengan pelatihan tenaga penyuluh TBC terbanyak, yaitu 6.845 orang.
Peserta penyuluh TBC tersebut terdiri dari guru, PNS, mahasiswa, kader PKK, Posyandu, RW, LSM, pramuka, anggota Divisi 1 Kostrad Cilodong, dan Brimob. Seluruh peserta pelatihan ini, nantinya menjadi tenaga penyuluh sukarela yang akan mengajak masyarakat di lingkungannya untuk memeriksakan diri untuk deteksi aktif TBC.
Pemecahan rekor MURI ini sekaligus menjadi ajang rekruitment tenaga penyuluh sekaligus sarana sosialisasi tentang penyakit TBC, pencegahan, dan penaggulangannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Drg Hardiono mengatakan, hal itu merupakan salah satu komitmen Pemkot Depok di bidang kesehatan dalam memerangi tuberkolosis atau TB. Sebab, TBC masih menjadi masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia.
"TBC masih menjadi penyebab kematian terbesar, Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Afrika, India, dan China dengan penderita TBC terbanyak. Di mana setiap tahun timbul 450 ribu kasus baru dan 178 orang meninggal dunia setiap tahun," jelasnya di Lapangan Kartika, Kostrad, Cilodong, Depok, Rabu (10/4/2013).
Penandatanganan deklarasi dilakukan langsung oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail bersama dengan Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Saat itu, Nur Mahmudi yang menerima medali dari World Record Indonesia dan Piagam MURI.
Dia berpesan agar para peserta yang sudah berkomitmen menjadi penyuluh bersungguh-sungguh mengajak masyarakat untuk memeriksakan diri, deteksi aktif TBC dan menjadi pendamping, serta pengawas menelan obat bagi penderita TBC.
"Seluruh warga Depok tidak perlu khawatir karena pemeriksaan dan pemberian obat dilakukan secara gratis. Jangan biarkan TBC ada dihidupku dan hidupmu, ?Gertak TB Ayo Periksa?," tegasnya.
Nur Mahmudi juga meninjau Lokasi Bakti Sosial, stan Pemeriksaan Kesehatan, TBC gratis, serta pemberian makanan tambahan bagi warga di Sukatani, Tapos. (tty)
»
0 comments:
Post a Comment