Monday, July 15, 2013

Risiko-Risiko Saat Anda Beri Hukuman Fisik pada Anak

Risiko-Risiko Saat Anda Beri Hukuman Fisik pada AnakANAK-ANAK yang mengalami hukuman fisik yang keras memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung, arthritis, dan obesitas di kemudian hari.

Hal ini dikatakan sebuah penelitian dalam Journal Pediatrics bahwa anak-anak yang dihukum secara fisik, 24 % cenderung menjadi lebih gemuk, dan 35 % berkemungkinan untuk memiliki penyakit arthritis sebagai orang dewasa. Selain itu, para peneliti juga menemukan, anak-anak yang sering menerima hukuman fisik secara signifikan cenderung lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular.

Lebih lanjut, para peneliti mengumpulkan data melalui The National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions dari tahun 2004 hingga 2005 untuk memelajari efek hukuman fisik terhadap delapan risiko kesehatan dalam jangka panjang dengan sampel 34.226 orang dewasa di AS.

Kemudian, peserta dalam penelitian ini dianggap telah menerima hukuman fisik ketika masih anak-anak, jika mereka menjawab ?kadang-kadang? atau ?sering? dari pertanyaan seperti, seberapa sering mereka didorong, ditarik, ditampar, atau dipukul oleh orang dewasa. Penelitian ini menilai delapan kondisi fisik dan melihat apakah peserta menderita arteriosclerosis atau hipertensi, penyakit hati, diabetes, penyakit jantung, penyakit pencernaan, radang sendi, dan obesitas dalam satu tahun terakhir.

?Temuan penelitian kami menambah bukti bahwa hukuman fisik dapat membahayakan anak-anak. Mereka memang perlu diajarkan disiplin, akan tetapi tidak perlu melibatkan kekuatan fisik,? kata pemimpin penelitian, Tracie Afifi dari University of Manitoba di Winnipeg, Kanada, seperti dilansir Redorbit.

Sementara itu, sejumlah penelitian di masa lalu juga telah menemukan bahwa memukul bokong anak dapat menyebabkan masalah psikologis di kemudian hari, seperti kecemasan. Selain itu, sebuah penelitian di tahun 2009 juga menemukan, anak-anak yang dipukul memiliki IQ lebih rendah empat tahun kemudian dibandingkan mereka yang tidak mengalami pemukulan.

Pada penelitian tersebut menemukan, anak-anak usia 2-4 tahun yang tidak dipukul punya IQ lima poin lebih tinggi empat tahun kemudian daripada IQ dari mereka yang mengalami pemukulan. Selain itu, menurut penelitian ini, anak-anak antara usia 5 samapai 9 tahun mencetak 2,8 poin lebih tinggi pada tes IQ empat tahun kemudian. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment