PENYAKIT jantung dikenal sebagai penyakit yang mematikan dan bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan penyakit ini sering datang mendadak dan bila tidak cepat ditangani bisa berakibat fatal.
Untuk menangani kondisi seperti itu diperlukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu, seperti pada penderita henti jantung.
Para ahli mengatakan, sekira 100.000 jiwa di seluruh Eropa, termasuk 6.000 orang di Inggris, bisa diselamatkan setiap tahun jika lebih banyak orang diajarkan tentang bagaimana melaksanakan cardiopulmonary resuscitation.
Lebih lanjut, The European Resuscitation Council (ERC) mengatakan, sekitar 350.000 orang di Eropa mengalami serangan jantung setelah keluar dari rumah sakit setiap tahun, dan hanya 1 dari 5 di antaranya yang diberikan CPR oleh para ahli.
Penelitian menunjukkan CPR yang diberikan oleh anggota masyarakat dapat meningkatkan kesempatan pasien untuk bertahan hidup dua sampai 3 kali. Lalu, ERC juga mengatakan, tingkat peningkatan ahli CPR di seluruh Eropa di berbagai negara yang berkinerja baik bisa menyelamatkan sebanyak 100.000 jiwa setiap tahun.
?Bila lebih banyak orang dilatih di tempat-tempat publik, serta automated external defibrillator (AED) atau alat kejut jantung sederhana lebih banyak ditempatkan pada titik-titik strategis, 50 persen dari kematian akibat serangan jantung bisa efektif dicegah,?kata Profesor Maaret Castren dari Karolinska Institute Swedia, dikutip Netdoctor.
Hampir senada dengan pendapat Profesor Castren, Chief Executive di The British Heart Foundation, Simon Gillespie menggambarkan, banyaknya jumlah orang yang meninggal sia-sia akibat serangan jantung benar-benar tidak dapat diterima.
?Pelajaran keterampilan dalam menyelamatkan jiwa manusia harus diajarkan sebagai standar di sekolah-sekolah dan menyerukan penempatan alat kejut jantung sederhana di tempat-tempat umum yang ramai,?ungkapnya. (ind)
»
0 comments:
Post a Comment