CATATAN Children Heart Foundation menyebutkan bahwa setiap tahunnya ada 1 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
Berkisar 100.000 di antaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh PJB ini masih tinggi.
Hal tersebut diperkuat dengan data yang dimiliki oleh dr. David Dwi Ariwibowo, SpJP dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat. ?8 hingga 10 bayi per 1000 kelahiran hidup memiliki kelainan jantung bawaan. 1/3 dari angka tadi memberikan gejala kegawatan pada awal minggu pertama kehidupan. Dari kegawatan tersebut, 50 persen di antaranya menyebabkan kematian? bukanya, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.
Penyakit jantung bawaan (PJB)
Adalah adanya kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. Secara umum, terdapat dua kelompok besar PJB, yakni PJB sianotik dan PJB asionatik. PJB sianotik memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani dengan tindakan bedah. Sedangkan, PJB asionatik umumnya memiliki kelainan yang sederhana dan tunggal. Namun, tetap saja lebih dari 90 persen di antaranya memerlukan tindakan bedah jantung terbuka untuk pengobatannya.
Penyebab
Timbulnya penyakit jantung yang dibawa bayi saat kelahirannya memiliki penyebab yang multifaktorial. Namun, David menyimpulkan bahwa kelainan tersebut dapat disebabkan oleh dua hal, yakni:
-Genetik, orangtua yang memiliki kelainan genetik tertentu lebih berisiko mendapatkan bayi dengan PJB.
-Lingkungan, merupakan faktor risiko yang lebih sering didapati. Misalnya karena adanya infeksi saat kehamilan yang disebabkan oleh virus rubella, herpes, dan coxsackie, asupan gizi yang kurang, serta peggunaan obat-obatan, alkohol, dan merokok. Maka, ketika Moms hendak mengonsumsi obat-obatan tertentu yang sifatnya jangka panjang, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dulu. (ind)
»
0 comments:
Post a Comment