SELAMA berpuasa pada bulan ramadhan, penyandang diabetes dihimbau dapat mengelola diabetes mereka secara mandiri sehari-harinya agar mampu beribadah secara nyaman.
Namun, belum adanya panduan pengelolaan diabetes pada penyandang diabetes, pengobatannya sering mengakibatkan risiko komplikasi. Risiko komplikasi tersebut di antaranya, hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), dehidrasi, ketoasidosis, trombosis atau penyumbatan pada pembuluh darah.
Sekretaris Jenderal PERKENI, dr. Em Yunir, SpPD, KEMD, mengatakan diabetesi yang menyandang DM tipe 1 berisiko 4,7 kali komplikasi hipoglikemia saat berpuasa di bulan ramadhan. Menurutnya, prevalensi dari 3 (sebelum bulan ramadhan) menjadi 14 kejadian/100 penyandang/bulan.
?Untuk DM tipe 2 berisiko 7,5 kali dengan prevalensi 0,4 (sebelum bulan ramadhan) menjadi 14 kejadian/100 penyandang/bulan. Sedangkan pada hiperglikemia, penyandang DM 2 menjadi 5 kali lebih banyak, yakni 1-5/100 penyandang/bulan,? ujar dr. Em Yunir, SpPD, KEMD dalam Temu Media 'Kelola Diabetes Anda Secara Tepat Selama Berpuasa!, di Grand Sahid, Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Menurut dr. Em Yunir, penyandang DM 1 menjadi 3 kali lebih banyak saat bulan berpuasa di bulan ramadhan. Hal ini dikarenakan pengurangan dosis obat yang berlebihan dan penambahan jumlah makanan, serta komplikasi ketoasidosis.
?Diabetesi harus melakukan manajemen diabetes mereka secara mandiri. Mereka sebaiknya melakukan pemeriksaan gula darah beberapa kali dalam sehari, khususnya pada DM tipe 1 atau tipe 2 yang mendapat insulin. Selain itu, diabetesi juga harus mengetahui risiko yang akan terjadi dan tahu cara mengatasinya,? imbuhnya. (ind)
»
0 comments:
Post a Comment