Wednesday, July 3, 2013

Makanan Kaya Serat Kurangi Risiko Diabetes?

Makanan Kaya Serat Kurangi Risiko Diabetes?ORANG yang mengonsumsi diet tinggi biji-bijian kaya akan serat kecil berisiko terkena penyakit diabetes atau jantung. Analisis tersebut seperti diungkapkan American Society for Nutrition.

Dalam pernyataan tersebut, mereka menunjukkan makanan dengan serat sereal atau campuran biji-bijian dan kulit padi yang sederhana berhubungan dengan penurunan kedua penyakit tersebut. Bukti terkuat menurut peneliti, terutama berasal dari serat sereal.

?Serat sereal tersebut termasuk sereal sarapan, roti, dan beras merah dengan kadar serat tinggi yang biasanya tercantum pada label,? jelas peneliti gizi di Simmons College, Boston, Teresa Fung, dikutip Chicagotribune.

Tidak jauh berbeda, Lu Qi, salah satu penulis penelitian dari Harvard School of Public Health di Boston mengatakan, serat sereal seperti yang berasal dari biji-bijian, mungkin bisa berkontribusi terhadap penurunan risiko penyakit lebih rendah.

Ulasan penelitian itu melibatkan 28 studi untuk mengamati risiko terkena diabetes pada orang-orang yang makan gandum dan kulit padi dalam jumlah berbeda. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan 33 studi tentang risiko penyakit jantung dan 19 studi pada diabetes.

Qi dan rekan-rekannya menemukan, secara keseluruhan orang-orang yang makan serat sereal atau biji-bijian dan kulit padi memiliki risiko 18 sampai 40 % lebih rendah terkena diabetes dibandingkan mereka yang makan dalam jumlah sedikit. Demikian juga orang-orang dengan diet tinggi serat sereal memiliki risiko 22-43 % lebih rendah terkena stroke. Selain itu, sebanyak 14-26 persen lebih rendah risiko untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular.

Namun karena tidak ada penelitian secara acak dalam jumlah berbeda makan dari biji-bijian, termasuk serat sereal, mereka tidak bisa membuktikan apakah serat itu sendiri yang mencegah diabetes dan penyakit jantung.

?Harus dilakukan penelitian yang panjang dan besar untuk membuktikan sebab dan akibatnya, tetapi pasti akan sulit,? tutur peneliti. (tty)

»

0 comments:

Post a Comment