UMUMNYA beras hanya dikenal sebagai sumber karbohidrat atau sumber energi untuk beraktivitas. Namun, sebuah penelitian mengatakan, ternyata beras bisa meningkatkan risiko kerusakan genetik pada manusia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal Scientific Report menemukan bahwa konsentrasi tinggi dari arsenik dalam beras dapat menyebabkan kerusakan kromosom. Para peneliti menemukan, orang-orang di pedesaan Benggala Barat makan beras dengan lebih dari 0,2 mg/kg arsenik sebagai bahan pokok menunjukkan frekuensi lebih tinggi dari micronuclei, dibandingkan mengonsumsi nasi dengan sedikit arsenik.
Lebih lanjut, penelitian ini menyaring lebih dari 400.000 sel-sel individual yang diekstraksi dari sampel urine sukarelawan. Kemudian, tim memilih populasi penelitian dengan status sosial ekonomi relatif sama dan makanan yang tidak terkena arsenik melalui air minum.
Selanjutnya, hubungan antara beras mengandung arsenik dan kerusakan genetik ditemukan pada pria dan wanita dalam penelitian ini dari tiga lokasi berbeda. Pola yang diamati adalah serupa dengan orang yang terlihat terkena arsenik melalui air minum yang seperti diketahui menyebabkan beberapa masalah kesehatan, termasuk kanker.
Para peneliti mengatakan penelitian ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak kesehatan dari mengonsumsi beras arsenic tinggi sebagai bahan pokok, terutama bagi orang yang memiliki status gizi relatif rendah.
?Meskipun kekhawatiran tentang arsenik pada beras telah diajukan untuk beberapa waktu. Sekarang, untuk pengetahuan kita, ini adalah pertama kalinya hubungan yang berkaitan antara konsumsi beras arsenik dan kerusakan genetik telah dibuktikan,? ujar Profesor David Polya di the University? School of Earth, Atmospheric and Environmental Sciences, dikutip Redorbit.
Dia menunjukkan bahwa beras adalah makanan yang mudah disimpan dan menyediakan energi, vitamin, dan serat untuk miliaran orang di seluruh dunia. Namun, ia menambahkan bahwa sebagian kecil beras mengandung arsenik pada konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan kerusakan genetik yang signifikan pada orang yang mengkonsumsinya sebagai makanan pokok.
?Kami berharap penelitian kami akan mendorong upaya untuk memerkenalkan standar regulasi untuk arsenik dalam makanan, khususnya beras, untuk melindungi kesehatan manusia,? ungkap Polya. (ind)
»
0 comments:
Post a Comment