Tuesday, March 4, 2014

Hah, Obat Asma Picu Sleep Apnea

Hah, Obat Asma Picu Sleep ApneaSEBAGIAN besar orang yang memiliki penyakit asma bergantung pada konsumsi obat-obatan untuk mengontrol penyakitnya. Namun, nampaknya kini orang dengan penyakit asma harus memerhatikan penggunaan obat untuk mengontrol penyakit mereka. Apa pasal?

Sebuah studi menunjukkan bahwa obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengontrol asma dapat meningkatkan risiko gangguan tidur serius pada beberapa orang. Penulis studi, Dr. Mihaela Teodorescu dari the University of Wisconsin School of Medicine and Public Health mengatakan bahwa hal tersebut karena disebabkan oleh kandungan dalam beberapa obat asma.

?Kortikosteroid yang dihirup dapat menyebabkan sleep apnea pada beberapa pasien asma,? ujar Dr. Mihaela Teodorescu, dikutip Newsmaxhealth.

Lebih lanjut, menurut the U.S. National Heart, Lung, and Blood Institute, pada sleep apnea seseorang akan bernapas secara periodik sewaktu tidur dan berhenti selama beberapa detik pada suatu waktu. Jeda itu sendiri dapat terjadi paling sering 30 kali atau lebih dalam satu jam saja.

Dalam jenis sleep apmea yang paling umum, saluran napas tersumbat selama tidur. Oleh karena itu, jika tidak diobati sleep apnea dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke dan masalah lainnya.

Sementara, dalam studi ini 18 pria dan wanita dievaluasi setelah mengonsumsi 1.760 mikrogram flutikason (Flonase), kortikosteroid lainnya adalah budesonide atau Pulmicort. Para peneliti memantau pria dan wanita dalam perubahan ?collapsibility? dari saluran napas atas dan fungsi lidah mereka selama tidur.

Selanjutnya, para peneliti mengatakan bahwa tiga pasien memiliki jumlah lemak dalam langit-langit lunak. Bila itu diukur dengan MRI akan ditemukan redistribusi lemak ke daerah leher yang dapat mempersempit jalan napas. Teodorescu mengutarakan bahwa semua peserta memiliki perubahan fungsi lidah dan saluran napas bagian atas mereka yang sejalan dengan sleep apnea.

?Beberapa pasien lebih berisiko daripada yang lain. Namun, yang lebih rentan adalah pasien pada usia pertengahan, yaitu 30 tahunan, laki-laki, dan mereka yang asmanya tidak terkontrol,? jelasnya. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment