PT BAYER Indonesia melalui Bayer HealthCare Pharmaceuticals secara resmi meluncurkan VEGF Trap Eye atau Aflibercept sebagai opsi pengobatan terbaru degenerasi makula tipe basah (Wet Age-Related Macular Degeneration or Wet AMD). Obat ini dirilis setelah bermanfaat berdasarkan uji medis saat dibandingkan dengan pengobatan standar yang ada.
Degenerasi makula tipe basah adalah penyebab utama kehilangan penglihatan pada orang-orang berusia di atas 50. Hal ini terjadi karena rusaknya bagian tengah retina yang dikenal sebagai ?makula?. Retina adalah jaringan saraf yang peka terhadap sinar dan terletak di mata bagian belakang. Kelainan ini sering terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.
Sementara, bentuk ?basah? atau ?wet? dari degenerasi makular terjadi karena pertumbuhan tak normal dari pembuluh darah dari koroid yang terletak di bawah makula. Pertumbuhan yang tak normal ini akan menyebabkan pembuluh darah yang terbentuk lebih rapuh dan mudah pecah. Dan pecahnya pembuluh darah ini membuat darah dan cairan mengalir ke retina dan menyebabkan distorsi penglihatan yang membuat garis lurus tampak bergelombang, serta mengakibatkan titik buta (blind spot) dan hilangnya penglihatan di bagian tengah. Pembuluh darah yang tak normal ini akan menyebabkan jaringan parut, dan akhirnya dapat terjadi kebutaan total.
?Sebagai perusahan yang mendukung inovasi berbasis penelitian, Bayer ingin membantu dan meningkatkan kehidupan masyarakat untuk dapat menjawab tantangan besar saat ini. Apalagi meningkatnya jumlah populasi dunia, masyarakat yang semakin tua dan bagaimana mendukung perbaikan kualitas hidup melalui penyediaan pengobatan yang efisien bagi pasien. Karenanya Bayer mengeluarkan VEGF Trap Eye atau Aflibercept sebagai pilihan pengobatan terbaru untuk wet AMD,? kata Ashraf Al-Ouf, Country Head Bayer Healthcare Indonesia dalam acara bertema ?Opsi Pengobatan Tebaru untuk Wet Age-Related Macular Degeneration (Wet AMD)? di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Maret 2014.
Dia menambahkan, VEGF Trap Eye atau flibercept dalam penelitiannya sudah dibandingkan dengan pengobatan standar yang ada dan bisa menjadi pilihan dalam upaya memperbaiki kerusakan mata akibat AMD wet.
"Setelah kami bandingkan dengan obat standar lainnya, Aflibercept memperlihatkan dengan jumlah penyuntikan yang lebih sedikit, obat ini mampu memberikan efikasi yang sama dengan pengobatan standar," terangnya.
Untuk mencegah dampak fatal dari berkurangnya pengelihatan, perlu dilakukan deteksi dini pada masyarakat. Masyarakat dapat memeriksa sendiri daya lihat mereka untuk kemungkinan adanya wet AMD. Pemeriksaan yang dilakukan sendiri di rumah ini menggunakan alat uji sederhana yang dikenal sebagai Amsler Grid. Adanya gambar garis yang bergelombang atau distorsi, menandakan adanya kelainan pada mata. Dengan deteksi dini dan pengobatan wet AMD segera setelah terdeteksi dapat membantu mengurangi kebutaan dan dapat menjaga atau bahkan meningkatkan daya lihat, ucap Ashraf.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment