SAAT seseorang didiagnosis mengalami penyakit pembesaran prostat oleh dokter, sebenarnya kita bisa melihat dari beberapa gejalanya. Apakah itu?
Menurut Dr. Gideon Tampubolon, SpU, Ahli Bedah Saluran Kemih RS. Primere Bintaro, penyakit pembesaran prostat memiliki gejala-gejala yang khas dan itu dibedakan atas dua gejala, yakni iritatif dan obstruktif. Pada gejala iritatif atau sifatnya merangsang, tanda awalnya kita akan sulit menahan kencing dan sering kencing. Namun kita harus juga merasakan apakah sering kencing itu karena efek buruk diabetes atau tidak. Sebab, efek buruk dari penyakit diabetes juga sama, yaitu membuat seseorang sering pergi ke kamar mandi saat malam hari.
"Sering kencing di malam hari itu biasanya tumpang tindih dengan diabetes. Jadi, Anda harus mengetahui kira-kira apa yang menyebabkan Anda sering kencing saat malam hari. Bila usia Anda 50 tahun, tapi tidak menderita diabetes, itu biasanya efek pembesaran prostat," katanya saat ditemui oleh Okezone di Gedung Annex, Tangerang, baru-baru ini.
Sementara gejala pembesaran prostata yang sifatnya obstruktif atau menghambat ialah pancaran air kencing kita lemah hingga sering mengenai sepatu kita. Kemudian, kencing terputus-putus, harus menunggu sebelum kencing, mengedan, dan air kita kencing kita menetes tanpa disadari, ucap Dr. Gideon.
"Apakah Anda memiliki gangguan umum dari pembesaran prostat, ada satu cara yang bisa dijadikan patokan. Caranya, perhatikanlah apakah saat Anda buang air kecil di toilet umum, apakah Anda lama atau tidak. Bila orang di samping Anda sudah berganti berkali-kali, kemungkinan besar Anda sedang mengalami gangguan pembesaran prostat," tandasnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment