Pemberian Obat Jantung Pasien Dijamin BPJS

PENYAKIT jantung hingga kini masih menjadi beban kesehatan, karena biaya perawatan dan pengobatan yang sangat mahal. Namun di Indonesia, pengobatan dan perawatan penyakit jantung kini terbantu dengan diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurut Irfan Humaidi, Kepala Departemen Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, secara teknis peserta JKN dengan penyakit jantung sebelum operasi menjalani rawat jalan. Dalam masa rawat jalan sebelum operasi tersebut, pasien harus meminum obat. (Baca: Imbauan pemerintah pada hari jantung sedunia)

"Jika pasiennya peserta BPJS Kesehatan, maka obatnya itu ditanggung JKN. Kemudian, operasinya dan setelah operasi juga ada perawatan dengan pemberian obat, itu juga ditanggung," ujarnya kepada Okezone melalui sambungan telefon, Senin (29/9/2014).

Pada awal bergulirnya JKN, pemberian obat kronis untuk pasien penyakit dijantung hanya di-cover sepekan. Namun setelah berjalan beberapa bulan hal tersebut dievaluasi, sehingga kini pemberian obat kronis, termasuk untuk penyakit jantung di-cover selama sebulan sehingga pasien tidak perlu bolak-balik mengambil obat. (Baca: Ciptakan lingkungan pendukung jantung sehat)

Irfan Humaidi sendiri menambahkan, pasien penyakit jantung tidak hanya membutuhkan obat untuk satu sampai dua pekan, melainkan ada yang sampai setahun. Hal ini lantaran biasanya pasien penyakit jantung pasca operasi tidak hanya diberikan obat jantung, melainkan kondisi medis lainnya.

"Jadi, biasanya kalau obat kronis bisa untuk 30 hari. Kemudian, banyak pasien pasca-operasi tidak hanya sepekan sampai dua pekan konsumsi obatnya, tetapi bisa setahun. Pasalnya, biasanya bukan hanya obat penyakit jantung saja yang diberikan, melainkan darah tinggi," tambahnya.

"Jadi, obatnya itu bukan hanya obat penyakit jantung, melainkan darah tinggi dan sebagainya, nah itu dengan JKN obat kronis dikasih sampai 30 hari," tutupnya.
(fik)

»

Posted in: