SEBANYAK 21 persen pelajar di Tangerang Selatan dinyatakan mengalami gangguan mata dan membutuhkan alat bantu kacamata.
Hal ini dikatakan Witdarmono, Pendiri Yayasan Berani Bhakti Bangsa bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya 21 hingga 23 persen pelajar diperkotaan mengalami gangguan mata, sementara untuk pedesaan sebesar 5 persen.
"Untuk di Tangsel saja 21 persen pelajarnya hasil survei membutuhkan alat bantu kaca mata ini kami survei dari tingkat SD hingga SMA dari sekitar 8381 pelajar," jelasanya, Rabu (23/9/2014).
Dikatakannya bahwa presentase perkotaan sangat jauh melejit dibandingkan daerah karena gaya hidup para pelajarnya yang sudah kesehariannya berhubungan dengan elektronik.
"Tingginya angka kerusakan mata pada anak di wilayah perkotaan itu disebabkan penggunaaan alat komunikasi atau gadget yang berlebihan, berbeda dengan anak-anak di desa yang sehari-hari mereka masih melihat pemandangan hijau," tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengatakan hasil survei yang mencatat 21 persen tingkat kerusakan mata anak di Tangsel akan menjadi bahan evaluasi pihaknya.
"Ini akan menjadi bahan evaluasi kami, peran serta guru, orang tua dan keluarga dalam mendampingi anak menggunakan alat-alat elektronik dan komunikasi akan sangat berpengaruh," tegasnya.
Sementara itu, Corporate Communication General Manager Alfamart, Nurrohman mengatakan bahwa program "Bright Eyes Bright Future" yang merupakan donasi pelanggan Alfamart dan Alfamidi memberikan bantuan 10.000 kacamata gratis bagi pelajar yang ada diseluruh nusantara.
"Program ini diberikan untuk pelajar yang tersebar dinusantara, dan program ini akan selesai didistribusikan pada Oktober 2014 ini, untuk di Tangsel ada 1775 kacamata yang dibagikan secara gratis untuk para pelajarnya," tegasnya.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment