Kasus Rabies di Indonesia Menurun

LAPORAN kerja Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) menyebutkan bahwa kasus rabies di Indonesia mengalami penurunan. Sejak tahun 2010 ? 2014, kasus rabies turun hingga 90 persen.

Pada 2010 jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) mencapai 78.174, dan kasus rabies mencapai angka 206 orang. Data terakhir menunjukkan bahwa kasus GHPR merosot ke angka 18.261 dengan korban rabies yang merosot tajam menjadi 26 orang, sampai trisemester ketiga pada tahun ini. (Baca: Rabies pada kucing lebih bahaya dari Anjing)

Data yang disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE, angka kasus rabies mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun.

?Untuk mencegah rabies adalah dengan melindungi Hewan Penular Rabies (HPR) yang dipelihara dengan vaksinasi. Demikian juga dengan menjaga lalu lintas HPR, terutama anjing, dan mencegah gigitan HPR,? katanya kepada Okezone melalui pesan elektronik, Jumat (26/9/2014).

Jika pasien terbukti terkena gigitan, cakaran, atau jilatan hewan penular rabies, selain membersihkan luka, pasien harus cepat mendapat vaksin anti-Rabies secara berulang untuk mencegah penyebaran virus ke syaraf pusat.

?Jika virus sudah menyebar, maka risiko kematian bisa mencapai 100% dan tidak ada obat bagi pasien yang sudah positif,? imbuh Prof. Tjandra. (Baca: Penyakit rabies bisa diobati!)

Sementara itu, daerah rawan penyebaran rabies di Indonesia ada 24 provinsi. Diantaranya seperti Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Papua Barat telah bebas rabies. (fik)

»

Posted in: