Thursday, February 20, 2014

Akibat Tato, Pria Ini Jalani Kemoterapi Kanker Limfoma Darah

Akibat Tato, Pria Ini Jalani Kemoterapi Kanker Limfoma DarahADA banyak kasus orang yang memiliki reaksi alergi setelah mentato tubuhnya. Tapi, ada satu pria di Inggris dimana reaksi alerginya tertunda sampai 20 tahun lamanya.

Pria berusia 54 tahun ini baru menyelesaikan kemoterapi untuk limfoma kanker darah dan baru saja menjalani transplantasi sumsum tulang menggunakan sel sendiri. Ia pun sedang tergeletak demam.  Badannya drop setelah empat hari menjalani prosedur dan dokter menyatakan bahwa kondisi demam  itu dikarenakan sistem kekebalan tubuhnya menurun akibat prosedur yang ia jalani.

Yang menarik, saat mencari penyebab demam itu, dokter menemukan lesi kulit yang baru terbentuk di bagian tato berwarna merah lamanya. Lesi itu menyerupai alergi yang sering terjadi pada orang-orang yang melakukan tato, menurut hasil laporan kasus tersebut.

"Sementara reaksi tato merah tinta akut sudah didokumentasikan dengan baik. Namun pada kasus reaksi tato dengan penundaan lebih dari dua dekade, belum ada penjelasan, " kata Dr George Chapman, yang merawat pria itu .

Meskipun sebagian besar orang yang mendapatkan reaksi seperti alergi tinta tato terhadap salah satu bahan dalam tinta. Tetapi hal itu ini mungkin tak berlaku untuk pasien ini, tambah Chapman , dari Rumah Sakit Churchill di Inggris .

"Mengingat apa yang baru saja pria ini jalani adalah transplantasi sumsum tulang dengan sumsum tulang  pasien sendiri, sistem kekebalan tubuhnya harus baik sebelum dan setelah transplantasi, " Chapman mengatakan kepada Live Science.

"Saya percaya bahwa penurunan sistem kekebalan adalah pemicu reaksi  ini," kata Chapman .

Kemungkinan besar, tato yang dilakukan dekade lalu sudah memperkenalkan bakteri ke dalam tubuh manusia , dan bakteri yang ada sulit berkembang akibat sistem kekebalan tubuh yang masih sehat , Chapman menjelaskan . Tapi begitu sistem kekebalan tubuh dikombinasikan dengan kemoterapi, bakteri yang ditemukan seolah memiliki kesempatan untuk menyebabkan masalah kesehatan.

Bahkan, tiga hari kemudian, ketika sistem kekebalan tubuh pasien kembali normal, lesi sembuh, alergi kulit itu pun menghilang dengan cara mengelupas dengan sendirinya.

Pasien sendiri menolak biopsi, sehingga belum diketahui bakteri apa yang bisa menyebabkan reaksi tersebut.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa reaksi itu bukan karena infeksi , kata Chapman. Sebaliknya , bahan dalam tinta mungkin sudah berinteraksi dengan salah satu obat kemoterapi untuk membentuk senyawa baru. Molekul baru ini bisa kemudian muncul ke dalam sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan reaksi, kata Chapman. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment