BPOM Gandeng Polri Tekan Peredaran Obat & Kosmetik Palsu

MASIH tingginya peredaran obat dan kosmetik palsu memang sangat meresahkan. Hal itu tak lain dan tak bukan karena sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh.

Terlebih pengeluaran masyarakat untuk membeli biaya kosmetik meningkat dan antibiotik yang banyak dipalsukan. Gangguan kesehatan cepat atau lambat akan jadi ancaman bagi masyarakat Indonesia bila tak selektif dalam memilih obat dan kosmetik.

Melihat kondisi itu, Roy A. Sparringa, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI tak tinggal diam. Dia mengaku sudah menggandeng Polri untuk mencoba memberantasi peredaran obat dan kosmetik palsu di Indonesia. Hasil sejauh ini rantaian peredaran obat dari transaksi elektronik sampai kios pun sudah diperiksa dan ditutup.

"Kami sudah bekerja sama dengan Polri untuk memutuskan rantaian peredaran obat dan kosmetik palsu dan 120 situs kami sudah tutup dan 20 sarana sudah kami geledah," katanya dalam acara diskusi dan peluncuran kompetisi iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetik palsu bagi Indonesia di @america, Pacific Place, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2014)

Dia menambahkan bahwa tak hanya obat disfungsi ereksi saja yang dipalsukan, tetapi obat herbal sekarang juga banyak yang dipalsukan. Sehingga masyarakat harus peka untuk mencermati produk yang ingin mereka beli, khususnya bila membeli secara online.

"Sekitar 100 item obat kita sudah sita dan itu termasuk obat herbal yang dipalsukan. Maka dari itu mulai berhati-hati untuk membeli obat atau kosmetik. Apalagi kalau membeli online via Facebook dan Twitter, bahaya sekali," terangnya.

Sementara itu, untuk bisa mengetahui obat dan kosmetik yang dibeli apakah itu palsu atau tidak, masyarakat melihat nomor BPOM-nya dan mengecek ke call center BPOM 500-533. Bila  no merek suatu produk itu terdaftar di sana, berarti obat itu asli. Selain itu, seseorang juga bisa mencegah mengonsumsi obat palsu dengan melihat kemasan produk, juga komposisi obat dan bentuknya, sudah sesuaikah dengan produk yang biasanya dijual bebas. (tty)

»

Posted in: