Atasi Cedera Lutut dengan Tuntas? Bisa Kok

PENANGANAN cedera lutut seperti putus pada urat ACL (Anterior Cruciate Ligament), dengan memilih ke Filipina masih sangat tinggi. Padahal sebenarnya di dalam negeri itu sudah bisa tertangani.

Ya, layaknya orang Indonesia belum makan nasi, rasanya pasien cedera lutut masih kurang puas kalau tak pergi ke Filipina. Cedera ACL, merupakan momok semua orang dan khususnya para atlet. Hal itu dikarenakan urat ACL berfungsi sebagai penjaga kestabilan lutut. Jadi, begitu urat ini putus kestabilan seseorang akan terganggu.
Dan bila dibiarkan tulang rawan akan haus dan itu sangat berbahaya. Di mana harus diambil tindakan operasi.

Melihat kondisi itu, dr. Sapto Adji H, Sp. OT,  Orthopedic Sport Surgeon and Medicine Consultant dari RS. Premiere Bintaro, pun mengakui akan keunggulan dari pelayanan cedera lutut di Filipina yang sering menjadi pilihan pasien cedera lutut masyarakat Indonesia.

Dia menerangkan hal itu bisa terjadi karena sistem pelayanan mereka sudah terintegrasi, dimana pemerintah mendukung dan sistem semua jenis olahraga termasuk olahraga basket --salah satu penyumbang terbesar pasien cedera lutut.  Sehingga saat angka cedera banyak, asuransi di sana pun suda tercover baik, cedera para atlet ataupun orang biasa bisa diperbaiki. Tak seperti di Indonesia khususnya para atlet, begitu mengalami cedera lutut seperti putusnya urat ACL, karier mereka mereka habis begitu saja tanpa sedikit ada campur tangan pemerintah untuk sekadar melakukan operasi perbaikan.

Selanjutnya, dari segi kasusnya Filipina  banyak, dan hal itu yang menjadikan negara mereka jadi berpengalaman menangani cedera lutut. Dan satu poin penting lagi kenapa di sana banyak dijadikan pelabuhan penanganan cedera lutut, pemerintah sayang kepada masyarakatnya begitu bicara kesehatan. Di mana pemerintah Filipina menyubsidi tindakan medis yang diambil rakyatnya. Sementara di Indonesia tak memberikan subsidi untuk penanganan cedera lutut, padahal sebenarnya pelayanan kesehatan di Indonesia sama dengan mereka.

"Dari tenaga kesehatan, sampai teknologi (pelayanan) di Indonesia sama dengan Filipina. Di RS. Premiere Bintaro sendiri, sebagai contoh, kami menawarkan sport clinic, dan sumber daya manusia ada tiga dokter stay disana, dari dokter ortopedi-nya, olahraga dan rehabilitasi. Jadi begitu mereka menerima pasien cedera lutut, penanganannya langsung jalan, operasi dan tidak operasi. Sehingga pasien dapat mendapat penanganan komprehensif," katanya saat ditemui Okezone, di R. Poli Dr. Sapto Adji, RS Premiere Bintaro, Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (27/2/2014)

"Bila dokter menemukan cedera itu hanya keseleo, ketarik saja uratnya, hal itu hanya perlu diberi obat dan penanganan non-operasi. Tapi, saat ditemukan uratnya sampai robek, atau tulang sampai patah --biasanya untuk kasus kecelakaan kendaraan, harus segera dioperasi, kemudian di fisioterapi. Pesan yang kami ingin sampaikan standar pelayanan disini sudah International dan sudah diakui JCI. Hanya perbedaan harga saja, dimana di Indonesia tidak disubsidi dan di Filipina disubsidi," imbuhnya.

Terlebih sekarang eranya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), kata dia, diharapkan pemerintah mau ikut serta dalam mengatasi kesehatan masyarakat kita, khususnya cedera lutut. Kalau dijamin tak bisa, disubsidi juga akan pasti sangat membantu masyarakat. Hal itu karena dari tenaga medis di Indonesia sudah  sangat mumpuni, dan teknologi yang dipakai sama dengan Filipina. Hal ini hanya masalah pendanaan saja dimana, disana lebih murah dibandingkan di dalam negeri. Terpenting, banyak keuntungan yang bisa diambil pemerintah.

"Pembiayaaan kesehatan ialah akar masalah kenapa banyak pasien cedera lutut pergi keluar negeri untuk mendapat penanganan. Kalau pembiayaan penanganan diturunkan banyak yang diuntungkan, dari sisi dokter banyak pengalaman, sedangkan pasien murah dalam membayar. Selain itu, edukasi kepada dokter untuk membagi pengalaman mereka. Lebih baik kan semakin banyak kasus ditangani di dalam negeri dan untung sedikit-sedikit, dan sesekali operasi dengan harga tinggi, kan itu sama saja akhirnya," tutupnya. (ind)

»

Posted in: