Thursday, March 21, 2013

Stres Picu Pemakan Emosional

Stres Picu Pemakan Emosional   SALAH satu gangguan makan yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang adalah makan emosional. Mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan saat stres merupakan salah satu gejala dari makan emosional.
 
Banyak orang merasa bahwa untuk melupakan stres salah satu jalannya dengan makan secara berlebihan. Tanpa disadari, kebiasaan makan ini akan memicu penderitanya untuk makan berdasarkan emosinya. Mereka berpikir bahwa makanan adalah satu-satunya jalan keluar untuk melupakan stres.
 
Pemakan emosional biasanya makan dalam porsi besar. Ketika mereka melibatkan diri dalam makanan, mereka dapat melupakan masalahnya. Ketika merasa emosional sedang marah, mereka tidak dapat mengendalikan dorongan dan akhirnya makan terlalu banyak makanan, demikian yang dilansir Magforwoman.
 
Biasanya pemakan emosional lebih suka makanan yang menggemukkan, seperti makanan manis atau asin. Ketika perasaan stres muncul, mereka tidak beralih ke makanan sehat, seperti biji-bijian atau buah-buahan. Penelitian mengungkapkan, orang menjadi pemakan emosional ketika mereka menjadi korban dari rasa bosan, stres, depresi, kesepian, frustrasi, kemarahan kronis, atau kecemasan tinggi.
 
Pemakan emosional cenderung menambah berat badan berlebih. Meskipun makan emosional adalah salah satu alasan mengapa banyak orang menjadi kelebihan berat badan, tidak berarti bahwa seseorang yang kelebihan berat badan harus menjadi pemakan emosional.
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment