Saturday, March 9, 2013

KB Tepat untuk Penderita Tumor

KB Tepat untuk Penderita TumorKONTRASEPSI menjadi alat kepercayaan untuk membuat keinginan memiliki buah hati lebih terencana. Bagi mereka yang sehat mungkin KB tidaklah bermasalah. Namun bagaimana dengan mereka yang sempat menderita tumor. Perlukah KB dilakukan dan KB apakah yang tepat untuk dipilih?

Dr. Sofani Munzila, SpOG dari RS Mitra Keluarga Depok mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal tidak disarankan bagi penderita/pernah operasi tumor payudara karena dapat merangsang kembali pertumbuhan sel-sel jaringan tumor payudara, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Kontrasepsi yang paling aman adalah non hormonal (yang tidak mengandung hormon). Misal, dengan cara alamiah (sistem kalender masa subur atau ejakulasi di luar vagina),  menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom, vaginal ring (berbentuk cincin) yang dimasukkan ke dalam vagina, gel spermisida (semacam salep yang mengandung anti sperma dioleskan pada vagina ), atau IUD (intra uterine device/spiral).

Jika ingin kontrasepsi jangka panjang dapat memilih tubektomi atau vasektomi (pengikatan saluran telur/tuba atau saluran sperma/vas deferens).

Mengapa Tidak Dianjurkan?

Tumor/kanker payudara disebabkan banyak faktor. Misal, faktor genetik, gaya hidup/pola makan, tidak pernah menyusui, haid di usia yang lebih awal, menopause pada usia yang lebih tua.

Namun, jika ada faktor genetik atau riwayat kanker payudara dalam keluarga, sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi hormonal ? ada yang mengandung estrogen dan progesteron, ada juga yang hanya mengandung progesteron -, karena risiko terkena kanker payudara lebih tinggi.

Beberapa literatur penelitian menyebutkan, pemakaian kontrasepsi hormonal jangka panjang (> 5 tahun) dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Sementara kontrasepsi hormonal yang mengandung progesteron saja kecil adanya risiko timbulnya tumor/kanker payudara. Dan jenis kontrasepsi hormonal ini berupa, pil, suntik atau susuk/implan.

Lantas, bagaimana bila Anda hanya cocok menggunakan kontrasepsi hormonal? Selain mendapat pantauan ketat dari Dokter kandungan, lakukan pula pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin, dan kontrol ke Dokter setiap tahun. Selain itu, lakukan skrining setiap dua tahun sekali, lakukan pap smear atau USG setiap satu tahun sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan kandungan atau mulut rahim, untuk mengetahui penyakit-penyakit kandungan yang tidak bergejala sehingga bisa terdeteksi lebih cepat.
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment