SEORANG pria di San Diego telah terinfeksi dengan virus bernama vaccinia. Ia dikabarkan tertular virus setelah melakukan kontak seksual dengan seseorang yang baru menjalani vaksinasi cacar.
Orang yang terinfeksi virus kemudian menularkan virus tersebut kepada individu lain yang tidak divaksinasi saat melakukan aktivitas seksual. Ini adalah sebuah fenomena yang dikenal sebagai transmisi tersier. Vaksin cacar mengandung virus vaccinia hidup, yang mirip dengan cacar tetapi tidak benar-benar menyebabkan penyakit cacar, demikian yang dilansir Foxnews.
Pada tahun 1972, Amerika Serikat sudah tidak lagi memberikan vaksinasi kepada masyarakat terhadap cacar karena penyakit tersebut sudah dinyatakan hilang. Namun, pada tahun 2002, Departemen Pertahanan kembali menggencarkan vaksinasi cacar untuk personel militer dan pegawai sipil.
Karena vaksin mengandung virus hidup, maka dapat menyebabkan gejala pada orang yang divaksinasi, dan virus dapat menyebar ke orang lain. Orang dapat terinfeksi dengan virus vaccinia jika mereka menyentuh tempat vaksinasi pada orang yang telah divaksinasi, atau jika mereka melakukan kontak dengan pakaian yang telah terkontaminasi virus. Gejala dari infeksi virus vaccinia termasuk ruam, demam, dan kepala dan nyeri tubuh.
Sejak tahun 2002, sudah ada 115 laporan penularan virus vaccinia antara orang-orang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi, menurut review yang diterbitkan pada tahun 2011. Kebanyakan transmisi terjadi melalui kontak intim, seperti hubungan seksual, atau kontak antara ibu dan anak, bahkan beberapa kasus penularan terjadi di tempat fitness atau gym. (ind)
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment