Pengentalan Darah, Stroke Dekat dengan Kecacatan & Kematian

PENYAKIT stroke selalu identik dengan kecacatan akibat tersumbatnya pembuluh darah. Karenanya, stroke memerlukan penanganan yang cepat dan tepat sebab hiperviskosivitas darah berperan dalam perluasan infark.

Negara maju dan berkembang memiliki angka kematian akibat stroke yang cukup tinggi. Di Amerika Serikat, stroke adalah penyakit pembunuh ketiga sedangkan di Indonesia stroke dialami oleh  masyarakat berusia 55-64 tahun dan menjadi penyakit pembunuh nomor satu.

Data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 2002 menyebutkan bahwa 62 persen kasus merupakan stroke iskemik dan 38 persen stroke pendarahan. Stroke juga disebabkan viskositas atau kekentalan darah sehingga alirannya melambat. (Baca: Usia Muda, Tak Berarti Aman dari Serangan Stroke)

?Pembekuan darah (tersumbat) tak bisa apa-apa, selnya mati. Yang kita tolong adalah daerah
sekitarnya. Karena itu, adanya perluasan infark dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian,? kata Dr dr Al Rasyid, Sp.S (K) dari RSCM, baru-baru ini.

Al Rasyid menambahkan, penderita stroke perlu diselamatkan. Stroke memerlukan penanganan yang cepat dan tepat sebab hiperviskosivitas darah berperan dalam perluasan infark.

Penderita stroke saat ini juga sudah bergeser pada usia yang lebih muda, antara usia 30-40 tahun. Menurutnya, hal itu terkait gaya hidup dan pola makan seseorang.

?Gaya hidup yang berisiko, junk food, kehidupan stres, semua menyatu dan tekanan cepat timbul. Picu penyakit degeneratif, terutama makanan yang mengandung lemak berlebih, kolesterol,? bebernya.

Ia mengimbau para lansia di rumah dapat menjaga gaya hidup dan pola makannya. ?Penyakit yang mendadak, salah satunya stroke, enggak harus ada benturan. Stroke menyerang pusat bicara, kelumpuhan kaki, kalau ada lansia jatuh lalu stroke, itu hanya pemicu. Karena itu, jaga jangan sampai terserang stroke,? tutupnya. (ftr)

»

Posted in: