DIABETES merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam masyarakat Indonesia seiring dengan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi. Salah satu survival penyakit kencing manis tersebut, yakni Epie Suryono, seorang pandu diabetes yang sudah hidup dengan penyakit ini selama 29 tahun.
Epie mengaku berhasil bersahabat dengan diabetes. "Ya, saya memang penyandang diabetes, salah satu syarat menjadi pandu diabetes adalah seseorang yang mengidap diabetes, namun berhasil bersahabat dengannya. Gampangnya, pandu adalah seorang pemandu atau role model. Jadi kita harus bisa menjadi contoh atau panutan bagi para penyandang diabetes, termasuk berbagi pengalaman hidup yang benar bersama diabetes (gula darah terkontrol)," ungkapnya kepada Okezone, beberapa waktu lalu.
Sewaktu pertama kali dinyatakan menderita diabetes, dia mengaku bingung dan tidak memiliki tempat bertanya. Sekarang para penderita penyandang diabetes sudah bisa berkonsultasi layaknya dengan teman bersama seorang pandu diabetes.
"Kegiatan sosialisasi terus rutin dilakukan kepada masyarakat. Jika dulu saya aktif ikut dalam kelas edukasi diabetes, kini saya rutin menjadi pembicara di Kelas Edukasi Diabetes RS Fatmawati bersama tim edukator diabetes," ungkapnya.
Epie merupakan penyandang diabetes tipe 2 karena faktor genetik dari orangtuanya dan gaya hidup yang buruk. Dia pernah mengalami obesitas dengan tinggi badan 168 sentimeter dan berat badan 85 kilogram.
"Ukuran celana saya 34. Sampai akhirnya turun drastis mencapai 29," katanya sambil tertawa.
Ciri-ciri diabetes, kata dia, seseorang banyak makan dan banyak minum, buang air kecil terus-menerus, dan turun berat badan secara drastis.
"Saya alami 20 tahun dalam kebodohan diabetes saya. Diabetes itu tidak dirasa sakit, biasanya enak tidur enak makan. Biasanya kita mengelak kalau divonis diabetes. Saat ini saya bagus gula darahnya. Selama 20 tahun dalam masa kegelapan. Karena saya kurang informasi, kurang edukasi," tegasnya.
Epie mengaku terus melawan diabetes dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya. Saat dia di RS Fatmawati, hanya dalam 45 menit mendapatkan edukasi dan akhirnya sepakat untuk disuntik insulin setelah sebelumnya selalu menolak.
"Saya lawan terus diabetes. Awalnya kondisi saya sangat ringkih. Selama tujuh tahun saya menghindar suntik insulin, namun RS Fatmawati yang mengedukasi saya dan punya kelas edukasi diabetes seminggu dua kali, saya juga dilatih suntik insulin sendiri. Sejak 2005, saya lebih mengerti diabetes, sampai sekarang jadi bugar," tandasnya. (tty)
»
0 comments:
Post a Comment