Tuesday, February 19, 2013

Musim Hujan, Waspadai Penyakit Berikut

Musim Hujan, Waspadai Penyakit BerikutMUSIM penghujan membuat kondisi tubuh drop. Tak jarang, serangan penyakit pun menghantam. Berikut ini beberapa penyakit yang perlu diwaspadai saat cuaca sedang tak bersahabat.

Salah satu hal yang patut diwaspadai ketika musim penghujan tiba adalah bencana banjir dan penyakit yang ditimbulkannya. Kelompok paling rawan terkena tentu adalah anak balita. Apa saja jenis penyakitnya dan bagaimana cara mengobati saat keadaan darurat, simak penjelasan dari dr. Reni Wigati, SpA, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh kuman Leptospira yang disebarkan (menular) melalui urine binatang.  Bakteri ini terdapat di dalam urine hewan yang terinfeksi, terutama urine tikus. Terkadang urine anjing dan babi juga bisa menularkan. Bakteri Leptospira dapat bertahan hidup di dalam air atau tanah selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Penyebaran bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terluka, selaput lendir (hidung, mata, dan mulut), atau bila air yang terkontaminasi tertelan. Gejala leptospirosis (ringan) dimulai dengan menggigil, nyeri otot terutama betis dan punggung, pusing, nyeri perut, mual muntah, atau mata merah.

Saat kondisi berat, anak akan mengalami radang yang memberat pada organ mata bagian dalam, radang selaput otak (meningitis), radang hati/liver (hepatitis), dan kelenjar getah bening. Sakit yang berlanjut dapat mengakibatkan anak tampak kuning akibat hepatitis, perdarahan, serta gagal ginjal.

Pengobatan leptospirosis adalah pemberian antibiotik. Pada kasus ringan, anak dapat menjalani rawat jalan dan mendapat antibiotik minum. Namun pada kasus yang lebih berat, anak sebaiknya dirawat dan diberi antibiotik suntik.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Virus dengue disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang populasinya meningkat pada saat terjadi banyak genangan air. Anak dengan dengue akan mengalami demam tinggi yang terus menerus selama 3 hari, lalu turun dan disertai penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.

Selain demam tinggi terus menerus, umumnya disertai pusing dan nyeri otot. Demam dapat timbul kembali dan disebut dengan pola demam pelana kuda. Saat kritis penyakit ini berada pada hari sakit ke 4 - 5 sehingga orangtua sebaiknya memeriksakan anak yang sudah mengalami demam lebih dari 3 hari tanpa sebab yang jelas.

Gejala perdarahan seperti mimisan atau bintik-bintik merah di kulit juga dapat membantu diagnosis, namun tidak mutlak terjadi pada setiap anak yang terkena demam berdarah.

Pengobatan demam berdarah adalah menjaga kecukupan cairan, dan tidak ada obat antivirusnya.

Tifus

Demam tifoid, atau lebih sering disebut sakit tifus, disebabkan oleh bakteri Salmonella yang menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Pola demam pada anak dengan demam tifoid adalah pola anak tangga, yaitu demam yang semakin lama semakin tinggi atau berkepanjangan (lebih dari 1 minggu).

Gejala penyertanya adalah gangguan pencernaan, umumnya diare, tetapi bisa juga berupa konstipasi (sembelit).

Pengobatan tifus adalah pemberian antibiotik. Selama anak masih dapat dijaga kecukupan cairannya dan gejala lain tidak terlalu berat, obat dapat diberikan secara oral (minum) dan perawatan dapat dilakukan di rumah.

Hipotermia

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh anjlok di bawah 35 derajat celsius. Kondisi seperti ini biasanya terjadi bila anak kedinginan karena kehujanan. Hal ini tentu saja berbahaya dan bisa berakibat fatal, karena fungsi beberapa organ vital seperti jantung, hati dan paru-paru serta usus akan menjadi lambat bekerja, bahkan mungkin akhirnya berhenti.

Untuk mengetahui apakah suhu tubuh anak turun dengan drastis, bisa melalui pengukuran suhu tubuh lewat termometer atau dengan meraba tubuhnya (temperatur kulit). Selain itu bisa dilihat beberapa tanda yaitu kulit teraba dingin, tampak pucat (kecuali bayi, biasanya warna kulit tidak berubah, atau justru tampak kemerahan), sangat lesu bahkan pingsan, kebingungan, napas dangkal, nadi melemah. (ind)
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment