RISIKO keguguran bisa saja terjadi pada wanita manapun. Bila itu terjadi, itu mungkin pengalaman terpahit yang dirasakan oleh mereka, terutama bagi calon ibu.
Namun, kesedihan ini sebaiknya jangan diratapi terlalu lama. Setelah masa pemulihan selesai, ibu hamil (bumi) yang mengalami keguguran sebenarnya masih dapat hamil kembali. Yakinlah, keguguran bukan akhir dari segalanya!
Penyebab Keguguran
Keguguran (abortus) adalah kehamilan yang terhenti sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Menurut dr. Adi Widodo,SpOG, 50 persen penyebab keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom atau kelainan genetika dari si calon bayi. Sementara sisanya disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi, defisiensi hormon pada bumil, penyakit yang diderita bumi (tiroid, kencing manis, pneumonia), infeksi pada rahim, misal TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes), sindrom darah kental (AFS/ACA), bacterial vaginosis, kelainan anatomi (adanya tumor, miom, polip), gaya hidup bumil yang tidak sehat (merokok, mengonsumsi kafein dan alkohol), bumi kurang gizi, serta faktor usia bumil.
Jenis-jenis Keguguran
Abortus imminens, peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana janin masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Abortus insipiens, peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi janin masih dalam uterus. Tanda-tanda dan gejala antara lain: rasa mulas menjadi sering dan kuat, perdarahan bertambah. Untuk mengeluarkan janin dapat dilakukan dengan kuret atau obat.
Abortus incompletus, pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih terdapat sisa selaput janin/plasenta. Keadaan ini cukup parah karena darah yang keluar biasanya banyak sehingga perlu dilakukan dilatasi yaitu melebarkan mulut rahim. Dan untuk membersihkan sisa selaput janin/plasenta dilakukan tindakan kuret.
Abortus completus, yaitu semua hasil janin sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit. Diagnosis dapat dipermudah jika janin sudah diperiksa dan dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap. Pada kasus ini tidak diperlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia perlu diberi transfusi.
Abortus habitualis, yaitu keguguran yang terjadi berulang. Kerapkali keguguran ini dialami BuMil hingga tiga kali atau lebih secara berurutan pada trimester pertama.
Ingin Hamil Kembali?
Idealnya di Indonesia, bumil yang hanya mengalami sekali keguguran sudah boleh melakukan hubungan suami-istri setelah selesai masa nifas atau berkisar 40 hari, atau ditandai dengan mulai haid kembali, karena itu berarti rahim sudah bersih, sudah dapat bereproduksi kembali.
Selain itu, jangan lupa periksakan ke dokter kandungan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keguguran untuk mengantisipasi terjadinya keguguran berulang.
Namun hal lain, jika Moms baru saja di-kuretase, hubungan seks boleh dilakukan setelah 2 minggu pasca-kuret atau setelah selesai nifas. Hal itu, untuk memberi kesempatan jaringan dalam rahim (endometrium) pulih kembali.
Tuntaskan Dulu Penyebabnya!
Sementara upaya untuk hamil kembali setelah mengalami keguguran yang berulang adalah dengan mencari penyebabnya terlebih dulu, seperti:
- Jika keguguran disebabkan oleh infeksi, misal virus TORCH, maka harus dihilangkan TORCH-nya terlebih dulu - mendapat pengobatan TORCH selama 2-3 bulan. Sebaiknya jangan hamil sebelum pengobatan selesai.
- Adanya kelainan anatomi rahim dapat diketahui dengan alat bantu ultrasonografi (USG) dan histeroskopi.
- Adanya hipertiroid, diabetes mellitus, hiperprolaktinemia, resistensi insulin dan sebagainya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah.
- Begitu pula dengan masalah kekurangan hormon progesteron. Moms bisa ditangani dengan suntikan atau minum hormon progesteron yang dapat membantu proses penempelan janin dalam rahim dan mencegah keguguran.
- Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan kromosom atau kelainan genetika pada janin atau kedua orangtuanya, dapat dilakukan pemeriksaan kromosom, seperti kariotipisasi, hibridisasi in situ, dan sebagainya.
- Bila ada kelainan yang dikenal dengan darah ?kental? atau sindrom darah kental (AFS/ACA) yang diketahui dengan pemeriksaan darah, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat anti pembekuan darah, supaya tidak terjadi abortus yang berulang. Jika ternyata di dalam organ genital bumil terdapat bacterial vaginosis yang disebabkan oleh bakteri, dapat dilakukan swab vagina dan endoserviks untuk mengetahui jenis kuman yang ada.
Ubah Gaya Hidup
Bagi Moms yang merokok dan gemar mengonsumsi kafein, segera hentikan rokok dan kurangi mengonsumsi kafein. Karena pada rokok banyak zat-zat yang berbahaya, sehingga menyebabkan aliran darah dan oksigen ke janin tidak lancar.
Cukupi kebutuhan nutrisi dengan menu yang seimbang, hindari stres, istirahat yang cukup, jaga kebersihan badan dan lingkungan sekitar serta jangan memakan makanan yang mengandung pengawet serta pewarna buatan.
Hal-hal di atas merupakan unsur penting dalam pencegahan dan pengobatan keguguran. Hal ini juga diyakini dapat memperlancar aliran darah ke janin.
?Umumnya jika keguguran terjadi - apalagi jika berulang - biasanya dokter akan memberikan obat kontraksi rahim/uterotonika, antibiotik dan melakukan tes laboratorium untuk melihat apakah ada infeksi atau kelainan lainnya. Pengobatan tentu diberikan sesuai dengan kelainan yang dijumpai,? tutup dokter yang akrab disapa Adi, sebagaimana dirilis tabloid Mom & Kiddie.
(tty)
»