Lahir Normal, Bayi Atresia Billier Ini Menguning di Usia 2 Bulan

GANGGUAN atau kelainan fungsi hati disebabkan oleh berbagai faktor. Atresia bilier adalah kondisi bawaan (kongenital) di mana terjadi penyumbatan pada tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu. Atresia bilier terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal.

Di Depok, Jawa Barat, di Jalan Program Dalam 1 Nomor 36 RT 02/04, Cagar Alam, Pancoranmas, Depok, terdapat kasus atresia billier yang dialami oleh Kaffie Ammar, bayi lima bulan anak pasangan Ii Romli dan Yeti Kurniasih. Bayi malang tersebut sekilas nampak sehat. Tapi jika diperhatikan lebih detail, seluruh bagian tubuh Ammar, begitu bayi lucu ini disapa, berwarna kekuningan hingga bagian mata dan perut yang membesar lantaran limfanya membengkak.

Ammar rupanya divonis mengidap penyakit di bagian hatinya, dalam istilah medis disebut atresia billier. Orangtua Ammar tak ada kecurigaan sedikitpun pada kondisi kesehatan bayinya. Sejak dilahirkan secara sesar, Ammar, yang merupakan anak ketiga, dinyatakan sehat dan baik secara medis. Namun, saat usia mendekati dua bulan, orangtua Ammar mulai merasakan keanehan pada tubuh Ammar yang mulai menguning.

"Pas usia mendekati dua bulan, kok pucat, kuning, dari mata kelihatan juga kuningnya. Sudah sering dijemur dan diberi ASI eksklusif, lalu muntah berlebih. Akhirnya, orangtua mulai khawatir, maka kami cek," kata adik ibunda Ammar, Rahmawati, kepada Okezone di Depok, Jawa Barat, Selasa (26/8/2014).

Setelah diperiksa, kandungan bilirubin di tubuh Ammar memang mengalami kenaikan. Semestinya di usia tiga bulan, billirubin yang normal pada poin 4-7. Bilirubin Ammar malah mencapai angka 8.

"Dua kali kontrol di RS Graha Permata Ibu (GPI), dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap di RS Fatmawati, di-USG sempat disuruh puasa dulu. Sempat dirawat 11 hari, ketika pulang pas kontrol kedua malah naik bilirubinnya, enggak turun, gangguan fungsi hatinya juga enggak turun," ungkapnya. Hingga akhirnya, Ammar dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo. Ammar diminta USG kembali.

"Mulai ketahuan pas umur dua bulan akhir, divonis atresia billier. Pas bulan puasa dibiopsi, setelah ketahuan harus biopsi. Baru kelihatan, sejauh apa," katanya.

Keluarga Ammar hanya berasal dari keluarga sederhana. Kedua orangtuanya berprofesi sebagai guru di Beji dan Pancoranmas, Depok. Setelah dilakukan USG, rupanya hati Ammar sudah dalam kondisi parah, mengeras, dan rusak.

"Fungsinya semakin lama menurun. Saat ini belum diberikan makanan pendamping ASI, baru ASI. Susu formula pun yang khusus, padahal Ammar lebih suka ASI," ungkap Rahmawati.

Ayah Ammar, Romli, menuturkan tak ada kelainan apapun pada Ammar sejak awal. Saat kehamilan, diapun selalu mendampingi istrinya untuk memeriksakan ke dokter kandungan setiap bulan.

"Istri saya selalu cek kehamilan setiap bulan, ke dokter juga. Tidak pernah ada masalah apapun, minum soda atau makan fast food juga enggak pernah. Saat lahir dijemur juga sering, setiap hari sampai hitam deh kulitnya, tetap saja kok menguning," tuturnya.

Saat ini, Ammar memerlukan pendonor hati untuk dilakukan cangkok hati. Namun, tak semudah membalikkan telapak tangan, cangkok hati terhadap Ammar harus memenuhi berbagai persyaratan medis.

"Cangkok hati minimal 10 kilogram berat badannya, saat ini masih 6,7 kilogram. Supaya gemuk kami sedang program penggemukan badan Ammar, pas usia 7 bulan nanti di cek lagi titik klimaksnya.

Kalau belum 10 kilogram juga, mau enggak mau harus secepatnya," ungkapnya.

Romli menambahkan, pendonor hati diutamakan dari anggota keluarga dengan golongan darah A. Namun, anggota keluarga Ammar tidak ada yang bergolongan darah sama kecuali kakak Ammar, itupun harus berusia minimal 20 tahun.

"Enggak ada yang sama, Ammar A. Enggak ada yang A. Abangnya A, tapi masih kelas SD, minimal 20 tahun. Jadi, enggak recommend. Namun, sudah beberapa orang bersedia," jelasnya.

Sejauh ini, kondisi kesehatan Ammar masih bisa terkontrol ditambah dengan daya imun Ammar yang baik dengan diberikan ASI eksklusif. Pihak keluarga menjaga betul kondisi Ammar, jangan sampai terjadi pendarahan. (fik)

»

Posted in: