DEMAM berdarah telah membunuh 20.000 orang setiap tahun dan memakan korban sebanyak 500.000 orang yang tinggal di daerah tropis dan sub-tropis. Gejalanya meliputi demam, nyeri, bintik-bintik merah, hingga pendarahan.
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk tropis yang menjadi salah satu dari empat serotipe virus dengue. Meskipun orang pernah sembuh dari serangan DBD dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap satu serotipe saat orang tersebut terinfeksi oleh serotipe lain, ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah. Dalam kondisi seperti itu, mungkin korban akan sulit mengobati demam berdarah, namun vaksin baru bisa mengubah itu.
Setelah 20 tahun, produsen vaksin Prancis, Sanofi Pasteur baru-baru ini mengumumkan telah selesai melakukan uji coba skala besar kedua fase tiga yang dilakukan di Amerika Latin dan Karibia. Percobaan tersebut menguji 20.875 anak antara usia 9 dan 16 yang berhasil mengurangi risiko infeksi oleh sekitar 60 persen dan mengurangi kasus korban yang dirawat di rumah sakit hingga 80 persen. Demikian seperti dilansir IFL Science, Jumat (5/9/2014).
Meskipun hasil dari uji coba ini cukup menjanjikan, vaksin tidak menunjukkan efektivitas yang seragam terhadap semua serotipe. Vaksin ini paling efektif untuk serotipe tiga dan empat dengan pengurangan infeksi 74,0 dan 77,7 persen. Vaksin terbukti efektif sekitar 50% untuk serotipe satu. Vaksin paling efektif untuk serotipe dua, karena mengurangi penyakit hingga 42,3%. Serotipe dua ini dianggap sebagai serotipe yang paling berbahaya dari empat varietas yang ada.
Uji coba berskala besar pertama selesai awal tahun ini di Asia Tenggara. Vaksin ini diberikan kepada 10.000 anak usia dua sampai 14. Kasus penyakit ini berkurang hingga 56% dan para peneliti akan terus memantau subjek tes untuk mengumpulkan data mengenai efek jangka panjang vaksin tersebut. Korban yang membutuhkan rawat inap pun mengalami penurunan sebesar 88,5%.
"Untuk pertama kalinya, setelah 20 tahun penelitian dan komitmen kami, demam berdarah dapat menjadi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin," jelas Olivier Charmeil, Presiden dan CEO Sanofi Pasteur dalam siaran pers.
"Data yang dihasilkan dari penelitian yang komprehensif dan program klinis yang melibatkan 40.000 anak-anak, remaja, dan orang dewasa dari 15 negara akan diserahkan kepada pihak berwenang kesehatan di negara-negara di mana demam berdarah adalah prioritas kesehatan masyarakat."
Uji coba ini merupakan titik awal yang fantastis, mengingat ini akan menjadi vaksin yang pertama disetujui untuk mencegah demam berdarah. Para peneliti berharap vaksin ini akan mengurangi risiko kasus sebanyak 80-90%.
Sanofi berharap dapat mulai mengajukan permohonan persetujuan atas vaksinnya awal 2015. Dengan demikian, rencana untuk memproduksi 100.000 vaksin akan berjalan pada 2016.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment