SEBUAH tes darah untuk mendeteksi penyebab depresi dikembangkan oleh para ilmuwan baru-baru ini. Penemuan ini bisa membantu mendiagnosis depresi secara lebih cepat.
Sekitar satu dari lima orang Inggris mengalami depresi beberapa kali dalam hidup mereka. Beberapa dari mereka menderita depresi klinis yang bertahan dalam waktu singkat, selebihnya dapat menderita bertahun-tahun sehingga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Saat ini, dokter masih membutuhkan waktu beberapa bulan untuk memutuskan apakah pasien menderita suatu kelainan atau apakah mereka hanya mengalami perasaan sesaat yang disebabkan oleh suatu tragedi.
Para ilmuwan Northwestern University di Chicago mengatakan, mereka telah mengidentifikasi sembilan bahan kimia dalam darah yang muncul selama depresi. Mereka telah menyusun suatu tes darah yang mengukur tiga dari bahan kimia tersebut untuk mendiagnosa depresi.
Para peneliti mengukur tingkat kimia darah dari 32 pasien yang mengalami depresi berat, dan membandingkannya dengan 32 orang lain yang tidak depresi. Laporan studi, yang dikutip Daily Mail, Selasa (16/9/2014), ini dipublikasikan dalam jurnal Translational Psychiatry.
"Sembilan transkrip (bahan kimia) yang ada secara signifikan berbeda antara subjek dengan gangguan depresi mayor dan non-depresi. Ini dapat menjadi objek diagnostik awal pada penderita klinis," tulis salah satu penulis jurnal penelitian tersebut, Eva Redei.
Banyak dari kita menderita depresi ringan dari waktu ke waktu, yang dapat reda dalam waktu singkat. Namun, depresi yang parah dapat diderita selama bertahun-tahun. Penelitian juga menemukan bahwa orang lebih mungkin untuk menderita depresi jika ada riwayat bawaan dari keluarga.
Tahun lalu, peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan depresi adalah penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia setelah sakit punggung. Namun, isu ini sering diabaikan oleh dokter, terbukti dari sedikitnya perawatan yang ditawarkan kepada pasien depresi. (fik)
»
0 comments:
Post a Comment