LUPA bisa menjadi salah satu pertanda adanya gangguan memori. Namun demikian, hal ini tidak ada hubungannya dengan gangguan perhatian.
Hal inilah yang diungkapkan pakar syaraf dari Universitas Atmajaya, Dr.dr. Yuda Turana. Menurutnya, gangguan memori adalah penurunan fungsi kognitif otak yang ditandai dengan hilangnya daya ingat. Sementara, gangguan perhatian lebih kepada sulitnya menerima stimulus yang masuk ke otak.
?Lupa itu prinsipnya data di input tetapi tidak bisa dikeluarkan. Tetapi, kalau anak yang memang gangguan perhatian, ketika ditanya pelajaran tidak ingat, maka itu bukan tidak ingat melainkan datanya belum dimasukkan,? ujarnya di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Gangguan memori sendiri bisa dicegah selagi masih muda. Salah satunya yakni dengan mengetahui berbagai faktor risiko seperti brain overload, depresi, serta gaya hidup tidak sehat.
?Kalau vaskular maka harus dibereskan, stres ya jangan stres, tidur dicukupi dan rokoknya distop. Jadi, kalau kita bicara pikun, targetnya memang bukan pada orangtua, tetapi usia-usia muda ini tahu tidak faktor risiko yang membuat pikun? Karena kalau sudah pikun beneran, kita seperti bicara pengobatan kanker stadium empat,? terangnya
Selain itu, Dr Yuda juga menyarankan untuk melakukan tes, agar gangguan yang ada bisa segera ditangani.
?Misalnya, pekerjaan satu belum beres, tetapi sudah masuk kerjaan berikut, sehingga akhirnya menjadi brain overload. Tapi ini belum tentu gangguan memori. Lalu orang yang depresi atau sedih berkepanjangan, mungkin kognitifnya bagus, tapi karena dia depresi maka bisa menurun. Jadi harus dicek fungsi otaknya, apakah dia terganggu di memorinya atau di atensinya atau di hal lain,? tutupnya.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment