PELARANGAN rokok elektrik memang masih diperdebatkan. Para ahli kesehatan khawatir, pelarangan rokok elektrik oleh PBB hanya melebih-lebihkan risiko kesehatan dan meremehkan fungsi alat elektrik tersebut sebagai alternatif yang aman untuk tembakau.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), 26 Agustus lalu mengatakan, pemerintah harus melarang penjualan rokok elektrik untuk anak di bawah umur. Ancaman serius tersebut juga mereka tujukan kepada janin dan anak muda.
Laporan WHO yang dikeluarkan untuk dipertimbangkan pada pertemuan global pengendalian tembakau tahun ini, juga mengatakan rokok elektrik harus dilarang untuk penggunaan 'indoor' dalam ruang publik, akan tetapi seorang spesialis tembakau yang menulis dalam jurnal "Addiction" mengatakan laporan itu cacat. Mereka mengatakan, WHO perlu mengadakan penyelidikan yang lebih besar, karena apa yang dituduhkan bias.
"Kami terkejut dengan laporan tersebut dan menemukan itu menyesatkan, karena bukti yang ada tidak begitu akurat," kata Ann McNeill, seorang profesor di National Addiction Centre di King College London.
"Rokok elektrik masih sangat baru dan kami belum bisa mendapatkan semua jawaban untuk dampaknya kesehatan jangka panjang. Tapi yang kita ketahui adalah rokok ekektrik jauh lebih aman daripada rokok yang membunuh lebih dari enam juta orang per tahun di seluruh dunia, " kata Ann McNeill, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (7/9/2014).
Rokok elektrik bekerja dengan vaporasi cairan yang disebut "propilen glikol", yang telah ditambahkan nikotin dan bahan-bahan lainnya. Uap ini dihirup, seperti rokok tradisional, tetapi menghasilkan uap bukan asap.
Pendukung rokok elektrik mengatakan, perangkat tersebut adalah alternatif yang lebih aman dari rokok tradisional, yang mengandung lebih banyak bahan kimia beracun dan gas menyebabkan kanker, jantung, stroke, dan penyakit lainnya. Mereka yang kontra mengatakan, dampak kesehatan dari rokok elektrik untuk jangka panjang tidak jelas.
Laporan WHO mengakui bahwa rokok elektrik cenderung kurang beracun dari rokok konvensional, tetapi penelitian lebih lanjut masih sangat diperlukan. Perdebatan ini terus berlangsung karena masih banyak pemerintah berada di bawah tekanan untuk memaksakan peraturan kepada konsumen rokok konvensional untuk beralih ke rokok elektrik.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment