PREVALENSI kanker di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah 1,4 per 1.000 penduduk. Artinya pada tahun 2013, terdapat sekira tiga juta orang pasien kanker di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais dr Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk, M.Epid mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya prevalensi kanker di Indonesia adalah masih terbatasnya tempat tidur untuk rawat inap para pasien. Menurut dr Sonar, keterbatasan tempat tidur ini akan menyebabkan pasien kanker harus menunggu hingga berminggu-minggu untuk memeroleh perawatan.
?Keterbatasan bed (tempat tidur-red) jelas itu akan mengurangi efektivitas dari kemoterapi dan itu pun yang terdiagnosis, karena pasien harus menunggu memeroleh perawatan. Kalau untuk perawatan itu, rata-rata paling cepat sekitar dua mingguan. Misalnya, sekarang Anda daftar, itu tidak bisa langsung masuk, bisa dua sampai tiga minggu ke depan baru masuk karena antrean bed atau perawatan tadi,? jelasnya di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jalan Letjen. S. Parman Kav 87, Slipi, Jakarta Barat, Senin, 8 September 2014.
Melihat kondisi seperti ini, apakah pihak RS Dharmais sudah mengajukan permintaan kepada Kementerian Kesehatan untuk penambahan tempat tidur? Menurut dr Sonar, RS Dharmais sudah sering mengajukan permintaan untuk penambahan tempat tidur, tetapi akan lebih baik lagi bila kanker bisa dideteksi dini di rumah sakit regional agar tidak perlu datang ke RS Dharmais sebagai pusat rujukan nasional.
?Misalkan di daerah Indonesia bagian barat ada, kemudian Cancer Center juga di daerah timur, atau jumlahnya tiga minimal. Jadi, jangan hanya ke Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional, sehingga perlu regionalisasi. Pasien yang datang RS Dharmais itu kan dari mana-mana, tetapi hanya yang memiliki uang, sedangkan kalau tidak punya uang mereka tidak bisa ke sini, makanya kasihan,? tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment