WANITA yang mencukur rambut pubik di area vital mereka berisiko terkena komplikasi seperti infeksi, luka bakar, gatal parah, ruam, atau luka, menurut sebuah studi baru. Mulailah hati-hati dari sekarang!
Peneliti AS menemukan bahwa 87 persen wanita saat menghapus semua atau sebagian rambut kemaluan mereka mayoritas menggunakan pisau cukur, sedangkan sisanya mengaku melakukan bikini wax setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Hampir dua pertiga (60 persen) wanita juga dilaporkan mengalami setidaknya satu komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk luka tidak terlihat yang menyebabkan epidermis lecet, rambut tumbuh ke dalam, memar, atau alergi. Wanita gemuk dan obesitas ditemukan dua kali lebih mungkin untuk mengalami komplikasi daripada rekan-rekan mereka lebih ramping dan tiga kali lebih mungkin jika mereka mencukur semua rambut kemaluan mereka, bukan hanya sebagian.
Untuk penelitian baru, wanita yang menerima perawatan dari bulan April sampai Juni 2012 di dua klinik didanai publik di kawasan Pantai Teluk Texas ditanyai pertanyaan mengenai penghapusan rambut kemaluan mereka melalui kuesioner.
Studi ini menemukan, perempuan kulit hitam dan Hispanik yang melaporkan mengalami komplikasi hanya sedikit dibandingkan perempuan kulit putih. Meskipun ada yang mengalami komplikasi, hanya 44 perempuan yang disurvei mengatakan mereka pernah biasa bercukur, tapi sudah berhenti.
Alasan paling umum dikutip oleh 41 persen dari wanita yang tidak menyukai efek samping bercukur. Alasan lain adalah terlalu banyak kerumitan (25 persen), kurangnya aktivitas seksual (11,4 persen), menyukai tampilan rambut kemaluan (7,1 persen), dan pasangan mereka ingin mereka berhenti (2,4 persen). Sedangkan hamil adalah alasan 14 perempuan yang mengatakan mereka telah berhenti.
Dalam laporan tersebut, ketua penelitian Andrea DeMaria, peneliti utama dari Pusat Penelitian Interdisipliner di Kesehatan Wanita di University of Texas Medical Branch menyimpulkan, perempuan harus mencari nasihat profesional tentang cara bercukur yang aman, sebagaimana yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology.
?Komplikasi minor biasanya terjadi sebagai akibat dari mencukur rambut kemaluan. Kunjungan ginekologi dapat menyediakan lingkungan yang aman bagi perempuan untuk membahas praktik ini," kata Andrea DeMaria, seperti dikutip Dailymail, Kamis (11/10/2014).
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa bikini waxing bisa meningkatkan risiko penyakit seks menular karena menghilangkan rambut pubik dapat menyebabkan hilangnya penghalang ?mukokutan?, membran kulit, yang memungkinkan virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh.
Studi ini juga menemukan bahwa alat waxing juga menyebabkan luka bakar. Namun, penelitian di Australia menemukan bahwa di masa lalu, waxing telah membantu untuk memberantas kutu kemaluan. Dokter mengatakan, bersamaan rambut kemaluan tercukur habis, maka kutu yang membuat rumah di lipatan paha manusia juga akan menghilang.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment