KESULITAN mendapatkan kamar pada layanan rawat inap di rumah sakit masih saja terjadi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini tengah mengembangkan sistem informasi aplikasi rawat inap.
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A mengatakan, dengan menggunakan sistem aplikasi tersebut, masyarakat bisa mengetahui apakah di suatu rumah sakit masih tersedia kamar untuk rawat inap. Dengan kata lain, sistem aplikasi rawat inap ini akan membantu masyarakat dalam mencari informasi mengenai ketersedian kamar rawat inap di suatu rumah sakit.
"Jadi, kadang-kadang saya dapat sms 'bu kita dibilang rumah sakitnya penuh atau tidak ada kamar kelas tiga. Tetapi nanti dengan sistem ini semua orang bisa kontrol dan terbuka. Semua orang bisa lihat kalau ternyata di rumah sakit ini masih ada kamar untuk kelas tiga, misalnya. Jadi, lebih terbuka pada masyarakat," ujarnya di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta, baru-baru ini.
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, Akmal Taher mengatakan bahwa pengembangan sistem aplikasi rawat ini telah dimulai di beberapa rumah sakit vertikal seperti RS Dharmais, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Fatmawati, RS Persahabatan dan beberapa rumah sakit lainnya. Selanjutnya, Akmal Taher mengutarakan bahwa sistem aplikasi rawat ini akan mulai masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah di Jabodetabek.
"Kita sih inginnya sampai akhir tahun ini se-Jabodetabek semestinya selesai, setelah itu masuk ke rumah sakit daerah atau RSUD," tuturnya.
Sementara, aplikasi rawat inap ini memang sangat diperlukan untuk melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasioanl (JKN) yang telah mencapai sekira 127 juta orang. Saat ini, sistem aplikasi rawat inap yang tengah dikembangkan Kemenkes tersebut bisa diakses melalui Android dan PC.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment