JUMLAH penderita penyakit kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 jiwa per 1.000 penduduk, dengan prevalensi tertinggi menyerang jenis kelamin perempuan.
Untuk membantu pengobatan penderita penyakit kanker, bersamaan dengan peringatan hari jadi ke-42, Omni Hospital Pulomas meresmikan fasilitas Chemo Center. Menurut Direktur Omni Hospital Pulomas dr. Maria Theresia Yulita MARS, fasilitas tersebut tentunya menjamin keamanan pasien dengan berbagai layanan, mulai dari diagnosa, konsultasi hingga tindakan yang terintegrasi dalam satu fasilitas.
?Chemo Center ini memiliki drug mixing room yang sangat steril, kedap suara, serta menggunakan sistem interlock, sehingga menjamin keakurasian, sterilitas, dan kualitas saat pencampuran obat untuk pasien kanker,? jelasnya di RS Omni Pulomas, Jakarta, Selasa (9/9/2014).
Dalam tindakan pemberian kemoterapi pada pasien, ada beberapa prinsip yang disebut enam benar. Di antaranya benar pasien, benar rute, benar dosis, benar obat, benar waktu, dan dokumentasi. Selain itu pemberian obat, baik pre-medikasi, obat kemoterapi, dan post-medikasi harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Apalagi efek samping yang ditimbulkan saat pelaksanaan kemoterapi tidak hanya pada pasien. Tetapi petugas kesehatan juga ikut berisiko.
?Jadi harus hati-hati. Kalau obat itu kecipratan, harus langsung dicuci. Saat mencampurkan obatnya harus pakai masker, tapi kita ada alat khusus, sehingga komplikasinya bisa diminimalisir,? imbuh dr Henry Naland SP(B).K Onk.
Lebih lanjut, pasien yang datang di Chemo Center tersebut juga bisa memeroleh second opinion dari dokter di Jepang. Menurut dr Maria, kerja sama dengan Jepang dilakukan karena negara tersebut masih menjadi rujukan penanganan kanker yang terbaik.
?Kalau kerja sama dengan Jepang itu kita lewat teleradiologi untuk second opinion. Kita pilih Jepang karena merupakan salah satu kedokteran termaju untuk kanker,? tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment