LIMA anggota tim studi terbaru tentang Ebola Virus Desease (EVD) menjadi korban sebelum penelitian mereka diterbitkan. Hal ini rupanya menjadi bukti bahwa virus Ebola telah banyak bermutasi.
Kelima anggota peneliti tersebut diantaranya Mbalu Fonnie, Alex Moigboi, Alice Kovoma, Mohamed Fullah dan Sheik Umar Khan. Selama ini, mereka diketahui bekerjasama dengan sejumlah peneliti lain di Harvard University untuk mengetahui wabah penyakit tersebut, dilansir Independent, Senin (01/09/2014).
Kelima orang tersebut juga dikenal sebagai anggota tim demam Lassa Kenema Government Hospital (KGH). Lassa adalah infeksi demam yang memiliki gejala mirip dengan Ebola.
Mereka melakukan pengurutan nukleotida DNA virus dari 78 pasien dan menelusuri wabah di Sierra Leone sampai ke pemakaman seorang penyembuh, yang pernah dihadiri oleh wanita hamil dan seorang wanita lain pasien KGH yang terinfeksi EVD. (Baca: Warga Kongo Meninggal Akibat Ebola)
Dua bulan sebelum kematiannya, Sheik Umar Khan menggambarkan bagaimana bahayanya mengobati orang dengan penyakit ini. Dia juga mengatakan kemungkinan penyakit tersebut bisa mengancam nyawanya.
"Saya merasa hidup saya terancam, saya harus berkata demikian, karena saya menghargai hidup saya. Petugas kesehatan rentan terhadap penyakit karena kita adalah persinggahan pertama bagi mereka yang terjangkit penyakit. Bahkan sekalipun dengan pakaian pelindung penuh, kami masih berisiko," ungkap Khan.
Setengah dari 3.069 orang yang terinfeksi oleh Ebola telah meninggal karena EVD yang telah menyebar di seluruh Sierra Leone, Liberia, Guinea, Nigeria, dan sekarang Senegal. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, telah memperingatkan bahwa wabah ini dapat menginfeksi 20.000 orang sebelum masalah ini terselesaikan. Penelitian mereka yang berjudul Genomic surveillance elucidates Ebola virus origin and transmission during the 2014 outbreak telah dipublikasikan secara online di Science Magazine.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment