RELAWAN pertama, hari ini akan disuntik dengan vaksin eksperimental Ebola. Hal ini merupakanbagian dari percobaan fast-track Inggris.
Percobaan yang nantinya akan melibatkan 60 relawan ini adalah bagian dari serangkaian tes keamanan obat potensial yang bertujuan untuk mencegah infeksi virus Ebola. Panitia pelaksana menegaskan bahwa percobaan ini tidak akan menularkan virus karena vaksin tidak mengandung virus Ebola menular.
Vaksin ini dirancang untuk secara khusus menargetkan virus spesies Zaire, yang bertanggung jawab atas wabah besar yang terjadi saat ini. Virus ini telah menghasilkan angka kematian hingga 90 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Percobaan di Inggris, yang dipimpin oleh Profesor Adrian Hill dari Jenner Institute di Oxford University, menguji vaksin pada satu sukarelawan sehat dengan tujuan menentukan apakah vaksin itu aman dan apakah itu akan menimbulkan respon imun protektif.
Vaksin ini sedang dikembangkan bersama United States National Institutes of Health dan perusahaan obat Inggris, GlaxoSmithKline (GSK). Pendanaan untuk percobaan sebesar 2.800.000 Pound berasal dari hibah Welcome Trust, serta dukungan dari Medical Research Council, dan Departemen Pembangunan Internasional Inggris.
Profesor Hill mengungkapkan, dia sedang berusaha merekrut 60 orang sehat dari dalam dan di sekitar Oxford, yang berusia 18 sampai 50 tahun. Dia berkata bahwa peristiwa tragis yang berlangsung di Afrika terus menuntut respon cepat dari berbagai pihak.
?Dalam beberapa tahun terakhir, vaksin serupa yang diteliti terbukti aman untuk imunisasi bayi dan orang dewasa untuk mencegah berbagai penyakit termasuk malaria, HIV dan hepatitis C,? kata Profesor Hill. "Kami dan semua mitra kami dalam proyek ini, optimis bahwa ?calon? vaksin ini mungkin berguna untuk melawan Ebola."
Para relawan tidak akan berisiko tertular Ebola dengan mengikuti percobaan ini, secara pada vaksin ini hanya ada satu komponen protein yang tidak akan menyebabkan penyakit.
Tes ini diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini, setelah itu vaksin akan dapat digunakan untuk pertolongan darurat. Vaksin ini menggunakan beberapa teknologi terbaik yang tersedia untuk memberikan sistem kekebalan tubuh.
"Namun kami tidak benar-benar dapat mengatakan apakah vaksin ini akan bekerja dengan baik ketika diuji di lapangan di Afrika Barat. Beberapa antibodi seperti pada ZMapp (obat biofarmasi eksperimental) dapat menghentikan virus, tetapi ada bukti yang menunjukkan bahwa antibodi lain sebenarnya dapat membuat penyakit lebih buruk."
Sampai saat ini, wabah virus Ebola telah menewaskan lebih dari 2.400 orang di Afrika Barat, angka terbesar di dunia sejak penyakit ini pertama ditemukan di Zaire pada tahun 1976. WHO mengatakan pada hari Jumat jumlah kasus Ebola di Afrika Barat tumbuh lebih cepat dari yang dapat diatur pemerintah. Kondisi darurat ini mendesak petugas kesehatan dari seluruh dunia untuk ikut serta mengirimkan bantuan.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment