KB jenis IUD dan Implan memang belum populer di masyarakat Indonesia. Hal inipun berbeda jika dibandingkan KB suntik atau pil.
Data terakhir yang dikeluarkan oleh Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menempatkan penggunaan KB Suntik diurutkan tertinggi dari persentase berbagai cara penggunaan. Data tersebut menunjukkan peningkatan penggunaan KB Suntik sebanyak 50 persen. Diurutan kedua adalah Pil KB. Meski stagnan bahkan cenderung menurun, namun penggunaan alat kontrasepsi tersebut selalu tetap berada di atas persentase penggunaan KB jenis IUD dan Implan.
Suntik KB dan Pil KB merupakan metode kontrasepsi jangka pendek yang populer di kalangan ibu muda. Metode tersebut juga sangat mudah diterapkan.
Sementara IUD dan Implan merupakan metode jangka panjang. Meski tidak permanen, metode ini sering ditakutkan karena memerlukan penanganan bidan profesional. Menurut Ir. Ambar Rahayu, MNS, Sekretaris Utama BKKBN, hal ini membuktikan jika penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang menurun.
?Metode kontrasepsi untuk jangka panjang nampaknya tidak sepopuler kontrasepsi jangka pendek yang bisa diputus pakai,? ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Fenomena ini, imbuh Ambar, terjadi akibat pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Selain itu, faktor penduduk usia subur (usia 15-19 tahun) yang masih tinggi yaitu sekitar 48/1000 penduduk perempuan.
Meski laju pertumbuhan penduduk dan jumlah anak pasangan usia subur cenderung menurun karena kesuksesan KB, Ambar tetap menyatakan jika angka ini masih kurang. Terutama dari target yang ingin dicapai pada program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan MDGs di tahun 2015.
?Peningkatan penggunaan KB telah mencapai 0,5 persen dalam lima tahun belakangan ini. Walaupun terjadi peningkatan, namun angka tersebut masih terlalu kecil,? tutupnya.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment