BERDASARKAN data yang dihimpun dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), sekira 210.000 kasus baru katarak terjadi setiap tahun. Lalu, apa kendala dalam mengatasi penyakit katarak di Indonesia?
Dr. Ucok P. Pasaribu, SpM, Opthalmologist Jakarta Eye Center @ Kedoya mengungkapkan bahwa beberapa faktor bisa menjadi kendala terkait masih tingginya angka prevalensi penyakit katarak di Indonesia. Dr Ucok mengatakan bahwa kendala pertama adalah sosialisasi dan kedua adalah awareness dari masyarakat itu sendiri terhadap penyakit katarak.
"Kendalanya pertama, memang kurang sosialisasi mengenai penyakit katarak, tetapi yang kedua adalah awareness seseorang, karena kebutuhan akan melihat enak itu tiap orang berbeda-beda," kata Dr Ucok pada konferensi pers "Akreditasi Internasional JEC @ Kedoya dari Joint Commission International (JCI)? di JEC Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (9/8/2014).
Sedangkan mengenai fasilitas, Dr Ucok berpendapat bila di Indonesia sudah cukup bagus. Bahkan, menurut Dr Ucok, fasilitas dalam penanganan penyakit katarak di Indonesia sudah sebagus dengan yang dimiliki oleh negara-negara lain, hanya tidak merata di semua daerah.
"Sebenarnya bukan fasilitasnya tidak memadai tetapi kurang merata saja. Jadi, sebenarnya fasilitas kita sudah bagus seperti di luar negeri," tambahnya.
Dr Ucok menceritakan pengalamannya ketika mengadakan bakti-bakti sosial di daerah-daerah luar Jakarta harus sampai membawa peralatan-peralatan yang dibutuhkan via kapal laut. Sehingga ketika melakukan bakti sosial, mereka tidak hanya menggunakan cara manual, tetapi juga teknologi modern.
"Ketika bakti sosial ke daerah-daerah itu, kita bawa alat-alat yang seperti di sini via kapal laut. Jadi bukan hanya manual, tetapi dengan teknologi seperti laser juga kita lakukan di daerah-daerah," tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment