BUNUH diri yang dilakukan aktor Robin Williams di awal pekan masih menjadi perbincangan hangat hingga hari ini. Beberapa kalangan mengaitkannya dengan depresi, gangguan bipolar, hingga masalah kesehatan mental secara keseluruhan.
Robin Wiliams tewas setelah perjuangannya menghadapi gangguan bipolar selama satu dekade. Hal ini rupanya mengingatkan bahwa gangguan mental yang serius bisa mengancam nyawa seseorang. Gangguan mental memang bisa terjadi pada siapa saja. Tidak ada yang bisa kebal dengan gangguan mental. Bahkan, materi berlimpah juga tidak sepenuhnya menyembuhkan penyakit tersebut. Kendati demikian, bukan berarti penderita tidak mencoba melakukan pengobatan.
Dalam kasus Williams, dia tetap hidup dan produktif bekerja meski memiliki gangguan bipolar. Tak heran jika, Williams berhasil membuat iri banyak orang karena prestasinya.
William sendiri terbuka dengan kondisi kesehatan yang dihadapi. Dia juga berulangkali mengungkapkan kepedulian dan dukungan dari keluarga, teman, dan dokter pribadinya. Dalam waktu yang lama, Williams diketahui lebih berhasil memenangkan "pertempuran" melawan penyakitnya.
Williams juga telah menginspirasi warga Amerika terkait stigma dan diskriminasi terhadap penderita gangguan mental. Dia juga menginspirasi untuk mengenali bagaimana proses penanganan terhadap penyakit tersebut.
Dikutip Modernhealth, tragedi Robin Williams mengingatkan kita pada aktor Philip Seymour Hoffman yang melakukan hal sama. Bunuh diri memang dianggap menjadi solusi oleh orang Amerika dibanding mengobati gangguan mentalnya.
Kedua aktor tersebut memang terbuka akan kondisi mental dan perjuangan mereka dalam mengatasinya. Namun, hal ini tidak serta merta membantu mereka dalam mengatasi depresi yang diderita. (Baca: Kematian Robin William, Antara Depresi dan Kesedihan)
Lebih lanjut, kenyataan hari ini adalah banyak orang yang gagal melawan gangguan mental, termasuk dengan tewasnya Williams. Kendati demikian, setidaknya belajar dari kasus William, deteksi dini terhadap gangguan mental harus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk memberikan harapan hidup bagi penderitanya.
Kejadian tersebut menjadi kesempatan banyak orang untuk mengevaluasi bagaimana penderita gangguan mental juga bagaimana penanganannya. Apalagi, tidak ada formula khusus mencegah penyakit gangguan mental, baik dengan vaksin ataupun serum.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment