JELANG keberangkatan haji, Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah jamaah terinfeksi virus Ebola atau MERS. Namun, permasalahan bukan hanya saat keberangkatan, juga kemungkinan virus tersebut dibawa jamaah saat pulang ke Indonesia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Fidiansjah, Sp. KJ, MPH mengatakan, pihaknya sudah siap mengantisi hal tersebut. Bahkan, di semua embarkasi telah ditempatkan thermal scanner untuk mendeteksi ?keanehan? pada jamaah. Namun, agar lebih menyakinkan tidak terinfeksi, jamaah juga diminta untuk melapor dalam 21 hari kepulangannya ke Tanah Air. (Baca: Belum Ada Vaksin, Jamaah Haji Wajib Hidup Besih dan Sehat)
?Thermal scanner itu dijadikan alat pendeteksi gejala virus di semua embarkasi. Bahkan, pemantauan tidak hanya ketika mereka (jamaah haji-red) sampai di embarkasi, tetapi 21 hari setelah mereka sampai di rumahnya tetap kita pantau untuk kemudian melapor ke Puskesmas. Jadi, mereka wajib lapor,? kata Dr Fidiansjah di Jakarta, baru-baru ini.
Dalam 21 hari tersebut, para jamaah harus melaporkan kesehatan ke Puskesmas di lingkungan tempat tinggalnya. Seperti diketahui, masa inkubasi virus Ebola kurang lebih selama 21 hari. Dalam kurun waktu tersebut, jamaah haji harus melaporkan kondisi kesehatannya dengan buku kesehatan haji ke Puskesmas. (Baca: Cegah Penyakit Zoonosis, Pondokan & Sanitasi Jamaah Haji Ditingkatkan)
?Buku kesehatan jamaah haji harus mereka sampaikan ke Puskesmas ketika pulang. Tetapi, itu bukan hanya untuk Ebola, zoonosis lain sudah ter-cover juga di situ,? tutupnya. (fik)
»
0 comments:
Post a Comment