PERTUMBUHAN penduduk yang masih belum terkendali menjadi perhatian serius Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sebab tak lama lagi Indonesia akan mengalami bonus demografi yang menjadi tantangan bagi pemerintah.
Namun, bonus demografi juga dapat menjadi ancaman jika kualitas SDM masyarakat Indonesia masih rendah. Hal itu dikatakan Kepala BKKBN Fasli Jalal.
"Pertumbuhan terbesar di suatu wilayah terkait dengan kesempatan ekonomi, atau kesempatan kerja," katanya dalam seminar di Fakultas Ekonomi Universitas indonesia (FEUI) Depok, belum lama ini. Selain Pulau Jawa, Riau dan Bali juga dipandang memiliki daya tarik ekonomi. Kesempatan bekerja pun juga harus mengetahui data demografi dan daya saing.
Fasli menambahkan bonus demografi juga menyebabkan angka lansia membesar. Jumlah lansia di tahun 2050 akan mencapai 80 juta orang.
"Anak-anak dan lansia dibandingkan 100 angkatan kerja, disebut beban. Bonus demografi dimulai kalau 100 angkatan kerja hanya ditanggung 40-50 orang. Tahun 2050 jumlah lansia 80 juta orang," tegasnya.
Hal itu, kata Fasli, menjadi tantangan bagaimana mengatasi lansia agar bisa berdaya dan mandiri. Lansia juga harus dipikirkan oleh pemerintah agar tetap semangat di masa tua mereka.
"Karena itu bonus demografi bisa jadi bencana kalau tak berhasil dikembangkan potensinya dan unit - unit produksinya bisa berdesak-desakan. Provinsi NTT Maluku laju pertumbuhan penduduk masih tinggi namun angkatan mudanya banyak yang merantau. Perlu strategi khusus," tutupnya.
(ren)
»
0 comments:
Post a Comment