PEMERINTAH mencanangkan program Millenium Development Goals (MDGs) dimana kesehatan menjadi salah satu tolak ukur indikator keberhasilan. Namun laju pertumbuhan penduduk yang begitu besar menjadi tantangan tersendiri.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Julianto Witjaksono SpOG, KFER, MGO mengungkapkan remaja usia 15-19 tahun baik yang sudah menikah maupun belum menikah sudah memiliki anak banyak terjadi di pedesaan.
"Di desa ini sangat banyak, 70/1000. MDGs meminta kita 30/1000 penduduk. Sangat banyak di desa.
Trend meningkat bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007 yakni 9.120 orang meningkat di tahun 2012 menjadi 17.950. Artinya naik 196,8 persen. Per tahun 17 ribu, bayangkan. Miris saat pertumbuhan ekonomi terus meningkat tetapi kondisinya seperti ini," tukasnya dalam Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja ?Strategi Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Ibu di Indonesia? di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu, 9 Agustus 2014.
Tingginya angka ini, lanjutnya bukan serta merta kontribusi remaja. Banyak juga AKI terjadi setelah usia 30 tahun dimana kehamilan terlalu tua. Bayi harus dipersiapkan sejak dalam kandungan, jangan terjadi gangguan nutrisi selama kehamilan, hingga selama tumbuh kembang.
"Jika tidak nanti juga akan mengalami gangguan dalam pendidikan.Kontribusi remaja terhadap angka AKI besar juga," ungkapnya.
Tingginya angka AKI di pedesaan juga disebabkan dengan kondisi desa yang kurang informasi soal reproduksi wanita, misalnya anak sudah menstruasi maka sudah dianggap dewasa dan perlu dikawinkan. Belum lagi faktor mempertahan nilai keperjakaan dan keperawanan yang terus menurun.
"Ini harus dipertahankan sebagai konsep timur. Pedesaan sangat sulit, kemampuan orangtua susah. Internet juga tak ada. Yang jadi masalah budaya, dan masalah sosial. Saat mens maka anak sudah tak perlu diurus, lalu dikawinkan, angka pendidikaan rendah," ungkapnya.
Karena itu, lanjut Julianto, BKKBN memiliki program terhadap pasangan yang akan menikah dibekali dengan pengetahuan. Program calon pengantin ini ada 2,5 juta pasangan sasarannya.
"Lewat guru, agama, berikan kursus, berikan pendidikan sebelum perkawinan, sehingg saat memasuki kehamilan akan siap, rencanakan kehamilan," tandasnya. (ren)
»
0 comments:
Post a Comment