Tuesday, February 18, 2014

Sembilan Persen Siswa SD di Depok Tak Sarapan Sebelum Sekolah

Sembilan Persen Siswa SD di Depok Tak Sarapan Sebelum SekolahPERAN ibu menyiapkan sarapan bagi putra-putri mereka sebelum sekolah, rupanya penting dilakukan. Selain menunjang produktivitas saat beraktifvitas sarapan juga ditengarai mampu menentukan prestasi bagi anak di sekolah.

Setidaknya hal itu menjadi acuan bagi Dinas Pendikan dan Dinas Kesehatan Kota Depok untuk mengadakan penelitian berupa survei mengukur seberapa banyak jumlah anak - anak tingkat pelajar SD yang menyantap sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Meskipun hasilnya terbilang baik, yakni 91 persen siswa SD kelas 1-6 sarapan sebelum sekolah, namun masih ada 9 persen siswa SD yang tidak sarapan.

"Survey ini dilakukan dengan jumlah 700 anak SD sebagai sampel di 7 kecamatan, yang sudah sarapan 91 persen, 9 persen lagi masih belum. Dari 9 persen, yang sama sekali tidak sarapan ada 2,6 persen, sisanya kadang sarapan kadang tidak," ujar Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail dalam kegiatan Sarasehan Sarapan Sehat Nasional di Balaikota Depok, Selasa (18/02/2013).

Nur Mahmudi menambahkan ia menduga ada korelasi positif antara prestasi anak dengan kebiasaan sarapan. Namun survey tersebut, menurutnya lebih baik ketimbang survey yang dilakukan pada tahun 2007 dengan tema yang sama.

"Pada 2007, siswa SD yang tak sarapan ada 20 persen, siswa SMP 41 persen, sebagaimana diketahui sarapan adalah kebiasaan makan pagi, sebelum diawali kegiatan dan harus dibudayakan. Bangun dari istirahat tidur 8 jam lalu siap-siap lagi. Sampai beraktivitas 8 jam. Konsentrasi, kadar gula, di tingkat yang minim kalau tak sarapan akan pengaruhi ketersediaan energi," jelasnya.

Kecenderungannya memang anak usia semakin besar akan lebih tidak patuh kepada orang tuanya jika dipaksa sarapan. Sedangkan kepada anak SD, usia mereka masih lebih mudah diintervensi secara positif oleh orang tua.

"41 persen siswa SMP tahun 2007 masih lebih banyak jumlahnya dari SD yang tak sarapan, ini artinya untuk siswa SD intervensi oleh orang tua masih bagus. Kalau sekarang, 9 persen siswa SD yang tak sarapan berasal dari orang tua yang ibu rumah tangga 85 persen, PNS dua persen, sisanya karyawan dan wirausaha," katanya.

Pertanyaan sampling yang dilakukan kepada anak - anak hanya dua poin. Yakni 'Apakah Kalian Sarapan Sebelum ke Sekolah?' Dan kedua 'Sarapan Apa yang Biasa Dimakan Setiap Pagi?'.

"Sebanyak 91 persen mayoritas mereka makan nasi lalu mie, terus roti. Malah ada juga yang buah di level elit. Sebenarnya memang ada ukuran kalorinya untuk sarapan, kalau bubur  itu sebenarnya kurang kalorinya, apalagi ayamnya sedikit disuwir, lalu juga minum susu," tutupnya. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment