Monday, August 4, 2014

Dua Jenis Virus Ebola Sampai ke Asia, Belum Timbulkan Kematian

Dua Jenis Virus Ebola Sampai ke Asia, Belum Timbulkan KematianJUMLAH kasus akibat virus Ebola sudah mencapai 1.200 orang. Bahkan, virus yang berasal dari Benua Afrika itu sudah menyebar ke berbagai negara di dunia.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, virus Ebola merupakan jenis yang mematikan. Apalagi, angka kematiannya termasuk tinggi. (Baca: Gejala Orang Terkena Virus Ebola)

"Genus Ebola virus itu ada lima, yakni Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), dan Tai Forest ebolavirus (TAFV). BDBV, EBOV, dan SUDV adalah jenis spesies Ebola yang menyebabkan wabah Ebola di Afrika, yang menimbulkan wabah pada manusia dan angka kematian yang tinggi," katanya, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Okezone, Senin (4/8/2014)

Lebih lanjut, virus tersebut kini juga menyebar ke Asia. Bahkan, dua jenis virus lain, imbuh Prof Tjandra, ialah jenis spesies RESTV yang memang ditemukan di Filipina dan Tiongkok.  Jenis spesies Ebola tersebut dikatakan bisa menginfeksi manusia, tapi sejauh ini belum menimbulkan kesakitan dan kematian.

"Memang, RESTV pernah menimbulkan wabah Ebola pada jenis monyet macaque monkeys (Macaca fascicularis) di Filipina pada tahun 1980an dan 1990an. Juga sejak 2008, virus RESTV ditemukan pada wabah Ebola di babi. Sejauh ini baru dua negara Asia yang melaporkan Ebola jenis RESTV ini. Tapi sekali lagi, sampai saat ini tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia," tegasnya.

Terkait hal itu, data di kedua negara tersebut menunjukkan bahwa para pekerja yang berhubungan langsung dengan monyet dan babi yang terinfeksi RESTV bisa juga terinfeksi virus ebola RESTV di tubuhnya. Akan tetapi, mereka tidak mengalami gejala seperti virus Ebola di Afrika atau sehat-sehat saja.

"Namun demikian, tentu hal itu masih diperlukan data penelitian lebih lanjut , khususnya terkait  daya tahan tubuh rendah, gangguan imunologis, anak-anak, wanita hamil, dan lain-lain," tutup Prof Tjandra. (fik)

»

0 comments:

Post a Comment