Papua Paling Tak Diminati Dokter Gigi, Kata Menkes?

MENTERI Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH baru saja melepas 167 dokter gigi pegawai tidak tetap (PPT) lulusan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk bertugas ke daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Namun ternyata, masih banyak daerah yang tidak diminati oleh para dokter gigi, meskipun sebetulnya sangat dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) usai acara Pembekalan dan Pelepasan Dokter/Dokter Gigi PTT Periode Mei 2014 di Gedung Kementerian Kesehatan RI. Bahkan, Menkes mengatakan bahwa dokter gigi yang mendaftar sebagai PPT terbilang sedikit, sehingga praktis diterima semuanya.

"Kalau dokter gigi yang mendaftarnya sedikit. Jadi, semua yang mendaftar praktis diterima semua karena memang banyak tempat tidak diminati, sedangkan kita butuh dokter gigi," ucap Menkes di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta, Senin, 28 April 2014.

Sementara, Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan RI, dr. Pattiselanno Roberth yang turut mendampingi Menkes mengatakan bila Papua merupakan daerah yang banyak tidak diminati oleh para dokter gigi. Padahal, menurut dr. Roberth, kehadiran dokter gigi jelas dibutuhkan sekali di Papua.

"Dari informasi yang dibutuhkan adalah 332, tetapi yang mendaftar hanya 167 dokter gigi," tuturnya.

Lantas, apakah persoalan ini berkaitan dengan ketersediaan alat? Menkes berujar bila suatu daerah tidak akan meminta dokter gigi kalau memang alat-alatnya tidak ada. Justru, menurut Menkes, suatu daerah meminta kehadiran dokter karena memang ada alatnya.

"Jadi, kita verifikasi dulu, provinsi paling tidak. Provinsi verifikasi bahwa memang ada alatnya, tetapi tidak ada dokternya, jadi masih ada sekitar 150 dokter yang dibutuhkan," ungkap Menkes.
(tty)

»

Posted in: