TERKESAN sepele, penderita diabetes banyak yang sering menjalani puasa Ramadan tanpa terlebih dulu memersiapkannya. Padahal, terdapat risiko yang mengancam kesehatan diabetes yang menjalani ibadah puasa.
Bagi mereka yang sudah menderita penyakit diabetes tidak bisa menjalani puasa tanpa mengetahui siasat mengontrol gula darah. Pasalnya, jika masih nekat puasa tanpa melakuakan persiapan, ada sejumlah risiko yang mengancam kesehatan. (Baca: Menderita Penyakit Ini, Anda Dilarang Ramadan)
Simak paparan Prof Dr dr Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, guru besar Endokrinologi FKUI/RSCM, mengenai empat risiko diabetes yang menjalani puasa Ramadan. (Buka: 14 Jam Kosong, Puasa Terbukti Menyehatkan)
Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah suatu keadaan tubuh dimana tingkat gula darah sangat rendah. Hal ini bisa terjadi kerena penurunan asupan makanan. Dan, pada bulan puasa biasanya risiko diabetesi mengalami hipoglikemi akan meningkat.
Hiperglikemi
Gula darah dalam tubuh meningkat drastis, disebut hiperglikemi. Prof Prananda menyampaikan bahwa saat puasa Ramadan, bukan berarti gula darah seseorang tidak bisa meningkat. Kadang-kadang, tidak mengonsumsi obat saat bulan puasa bikin gula darah tubuh menurun.
Ketoacidosis
Ketoacidosis ialah gambaran gula darah penderita diabetes yang melambung tinggi, disertai keluhan mual dan muntah. Kenapa bisa begitu? Biasanya terjadi pada diabetes millitus tipe 1 karena ketidaktahuan mengelola gula darah, tapi tetap memaksa untuk berpuasa.
Sementara itu, ketoacidosis sendiri meningkat kejadiannya saat bulan Ramadan. Oleh karenanya, disarankan untuk teratur memeriksakan gula darah sebelum puasa Ramadan. Tujuannya untuk bisa menganalisa kesanggupan diabetes menjalani puasa Ramadan.
Dehidrasi dan penurunan trombosit
Prof Prananda menjelaskan, kurang minum ialah penyebab yang sering memunculkan dehidrasi dan penurunan trombosit. Sama seperti penderita hipertensi, mereka akan sering bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil. Oleh karena itu, saat berpuasa diabetesi dianjurkan meminum cairan yang cukup, khususnya saat buka puasa. Sebaliknya, jika tidak bisa menyediakan cukup cairan untuk tubuh, risiko kejadian stroke akan meningkat, khususnya bagi yang sudah berusia lanjut.
(ftr)
»
0 comments:
Post a Comment