GERAKAN hemat air dapat menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global (global warming). Karena itu, Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengajak mahasiswa untuk memulai gerakan hemat air untuk mencegah terjadinya krisis air bersih.
Karena itu, ajang Co Creation World Water Day 2014 yang merupakan hasil kerja sama antara PKPU dengan ENVIHSA (Environmental Health Student Assosiation) digelar. Dosen dan staf Dekanat FKM UI Syahrizal Syarif mengatakan, kegiatan tersebut berpesan meningkatkan kesadaran dengan aksi mencegah krisis air.
"Saya contohkan Jepang, Osaka, di sana toiletnya betul- betul hemat air. Ruangannya enggak perlu besar, kecil saja. Waktu saya duduk, klosetnya panas, ada pemanasnya. Toiletnya kering tak ada air, virus bisa mati saking higienisnya, jumlah air yang keluar sangat efisien dan klosetnya juga menghasilkan air yang bisa dibuat cuci tangan, efisien teknologi seperti itu," ucapnya dalam sambutannya di Perpustakaan UI, Jumat, 4 April 2014.
Syahrizal menambahkan, hal itu menunjukkan Jepang membuat kloset yang sangat mengurangi penggunaan air. "Penanganan air lalu inovasi. Kita sebagai generasi saat ini perlu aksi apa yang dapat menyelamatkan generasi anak cucu nanti," tegasnya.
Direktur PKPU Agung Notowiguno mengatakan, akses air bersih di Indonesia saat ini sudah sulit diperoleh. Bahkan, akses memeroleh air bersih saat ini masih jauh dari target program MDGs.
"Pasca diskusi ini, mari aksi bersama. Seluruh elemen masyarakat harus berbuat yang terbaik. MDGs menargetkan Indonesia dapat mengakses 68 persen akses air bersih di tahun 2015, sekarang baru 50 persen kurang. Berbagai pengalaman, gulirkan aksi nyata," paparnya.
Dosen FKM UI lainnya, Abdurrahman menegaskan, bumi dan air sejatinya sesuai dengan UUD 1945 dikuasai negara untuk hajat hidup rakyat. Namun, saat ini untuk memperoleh air bersih saja, masyarakat harus membeli dan dikelola swasta.
"Air ini kan kebutuhan masyarakat paling dasar, ini tanggung jawab negara. Harus diujikan lagi, air secara hidrologi enggak bertambah dan berkurang. Banjir melimpah itu kan karena air yang ada enggak disimpan atau beristirahat, sekarang malah rawanya berubah menjadi pemukiman penduduk dan gedung-gedung," tukasnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment